Kontribusi kegiatan penyadapan pinus terhadap pendapatan rumah tangga di KPH Lawu Ds.Perum Perhutani Unit II Jawa Timur
Abstract
Salah satu kendala alam yang tidak bisa dihindari dalam kegiatan penyadapan adalah adanya areal penyadapan yang memiliki tingkat kesulitan tinggi baik yang disebabkan oleh adanya faktor topografi, jenis dan struktur tanah, assesibilitas maupun jarak. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi produktivitas kerja penyadapan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan penyadap. Disamping itu Birowo (1974) mengatakan, pelaksanaan kebijakan teknologi pertanian dan perluasan kesempatan kerja memiliki jalinan yang luas dan beraneka ragam dengan keadaan dan struktur sosial masyarakat. Oleh karena itu sebagai dasar penentuan kebijakan di Perhutani perlu diketahui kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam kaitannya dengan kegiatan penyadapan dan juga pengaruh adanya kegiatan penyadapan terhadap kondisi sosial ekonomi penyadap agar kebijakan yang diterapkan maupun pendekatan yang dilakukan bisa lebih efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari seberapa besar kontribusi kegiatan penyadapan terhadap pendapatan rumah tangga penyadap dan perbedaan pendapatan penyadap pinus pada areal yang memiliki tingkat kesulitan areal yang berbeda. Dalam kaitannya dengan kondisi sosial ekonomi penyadap, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tingkat kontribusi kegiatan penyadapan terhadap pendapatan total pada setiap lapisan sosial ekonomi penyadap berdasarkan pemilikan lahan dan golongan umur penyadap. Dalam penelitian ini ingin dibuktikan bahwa penyadap pada areal yang memiliki tingkat kesulitan areal yang lebih berat memperoleh pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan lokasi yang lebih ringan, dan kegiatan penyadapan memberikan kontribusi yang berbeda terhadap pendapatan penyadap pada setiap strata sosial ekonomi keluarga penyadap.
Collections
- UT - Forest Management [3063]