Show simple item record

dc.contributor.authorAriyanto, Yohanes
dc.date.accessioned2010-05-07T01:30:40Z
dc.date.available2010-05-07T01:30:40Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14417
dc.description.abstractPasar Tradisional adalah tempat dimana para petani mendistribusikan surplus hasil-hasil pertaniannya. Potensi ekonomi lokal di tingkat komunitas bakul pasar tradisional desa Bantul merupakan salah satu kelembagaan ekonomi informal yang berbasis pada realitas kekuatan ekonomi rakyat dan terbukti mampu bertahan, serta memberikan peluang kerja dan pendapatan yang cukup signifikan dalam kehidupan masyarakat desa. Namun demikian komunitas bakul pasar tradisional memiliki banyak keterbatasan, diantaranya: (1) terbatasnya faktor-faktor permodalan; (2) minimnya pengetahuan bakul pasar; (3) kurangya ketrampilan dalam mengelola usaha sehingga memperkecil kemungkinan untuk melakukan diversifikasi usaha dan cenderung bertahan pada rutinitasnya saja. Permasalahan yang ada pada komunitas bakul pasar yang paling dominan adalah faktor-faktor permodalan dan hadirnya kelembagaankelembagaan keuangan baik formal maupun informal (“bank plecit”) yang kurang memihak kepada komunitas bakul pasar. Bahkan kelembagaan keuangan informal “bank plecit” sering mendapat predikat negatif sebagai lintah darat meskipun pada realitanya di lapangan, “bank plecit” tetap eksis dan mampu untuk selalu beradaptasi secara sistemik mulai dari jaman penjajahan, orde baru hingga saat ini. Sedangkan kelembagaan keuangan formal seperti bank pasar cenderung mengandalkan logika-logika efisiensi perbankan yang lebih memilih untuk melayani sedikit nasabah dengan nominal kredit besar daripada banyak nasabah dengan kredit kecil-kecil. Tujuan kajian ini adalah (1)Menilai mekanisme kerja kelembagaan keuangan bank pasar dan “bank plecit”; (2)menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal kelembagaan keuangan bank pasar, “bank plecit” dan bakul pasar; (3)menyusun program pemberdayaan komunitas bakul pasar tradisional desa Bantul. Pendekatan kajian yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data kualitatif yang digunakan dalam kajian yaitu pengamatan berperan serta, wawancara mendalam dan focus group discussion (FGD). FGD dilakukan untuk membahas hasi l analisis SWOT bakul pasar, “bank plecit” dan bank pasar. Sedangkan teknik analisis data kuantitatif digunakan untuk mengolah data hasil kuesioner analisis SWOT, dan merumuskan strategi pemberdayaan bakul pasar. Penyusunan program pemberdayaan bakul pasar dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan bakul pasar, “bank plecit” dan bank pasar. Selanjutnya ditentukan beberapa alternatif strategi pemberdayaan komunitas bakul pasar sebagai berikut: (1) Pengembangan kelembagaan permodalan dengan mengintegrasi kan kelembagaan permodalan yang ada; (2) Peningkatan kemampuan manajemen usaha komunitas bakul pasar; (3) Pengembangan kerjasama dengan pelaku ekonomi yang lebih kuat; (4) Peningkatan peran organisasi paguyuban bakul pasar.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePemberdayaan Komunitas Bakul Pasar Tradisional Desa Bantul Melalui Pengembangan Kelembagaan Permodalanid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record