Show simple item record

dc.contributor.advisorAchjadi, Kurnia
dc.contributor.authorAgustin, Irlia Nur
dc.date.accessioned2024-03-28T04:01:10Z
dc.date.available2024-03-28T04:01:10Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/144137
dc.description.abstractHypocalcemia merupakan penyakit metabolisme yang terjadi sebelum, pada saat atau setelah melahirkan. Kejadian ini ditandai dengan rendahnya kadar calcium dalam darah akibat peningkatan kebutuhan calcium untuk memproduksi susu terutama kolostrum. Faktor umur, stress pada saat melahirkan, penurunan nafsu makan serta susunan ransum yang tidak tepat pada saat kering kandang dapat menyebabkan terjadinya hypocalcemia. Sapi perah yang mengalami hypocalcemia menunjukkan kelemahan otot kaki, sehingga berdiri tidak stabil, jatuh, berbaring lemas dan susah untuk bangun. Sapi dapat mengalami patah tulang pada saat jatuh dan bila terlalu lama berada dalam posisi berbaring dapat menyebabkan nekrosa otot kaki. Bila tidak segera ditangani akan terjadi tympani dan pneumoni yang dapat berakhir dengan kematian. Pengobatan akan berhasil bila dilakukan secara cepat dan tepat begitu terlihat gejala awal. Pemberian ransum rendah calcium pada saat kering kandang yang disertai dengan pemberian vitamin D efektif dalam pencegahan hypocalcemia. Berdasarkan hasil wawancara, sebanyak 49 ternak sampel pernah mengalami hypocalcemia. Kejadian yang paling sering pada usia laktasi ketiga (44,9%) dan waktu kejadian yang paling sering setelah melahirkan (77,5%). Kejadian ini dapat disertai dengan perlukaan (59,2%), patah tulang (10,2%), kembung (24,5%) dan kembung yang disertai dengan sesak napas (18,4%). Bila terjadi sebelum melahirkan ataupun saat melahirkan, dapat menyebabkan distokia (54,5%), retensio secundinae (27,3%) sedangkan anak yang dilahirkan dapat mengalami kematian (18,2%). Umumnya ternak yang tidak sembuh pada pengobatan pertama diafkir oleh pemiliknya (53,1%). Pengobatan kasus di lapangan dilakukan dengan pemberian preparat calcium yang diinjeksi secara intravena, sedangkan untuk pencegahan calcium diberi secara subkutan sebelum melahirkan. Upaya pencegahan lain adalahdengan perubahan susunan ransum saat kering kandang dan pemberian vitamin D. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui kondisi di lapangan mengenai kejadian hypocalcemia, dampak negatif yang ditimbulkan serta upaya penanggulangannya di Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) sapi perah Cibungbulang Kabupaten Bogor. Pengambilan data dilakukan secara primer melalui wawancara dengan peternak untuk pengisian kuisioner sebanyak 100 responden yang dipilih secara acak serta wawancara dengan paramedis. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan mengenai kejadian hypocalcemia yang terdapat di KPS Bogor…id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleDampak negatif Hypocalcemia terhadap sapi perah dan upaya penanggulangannya : Suatu studi kasus di kawasan usaha peternakan (kunak) sapi perah Cibungbulang Bogorid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record