Produksi, sifat kelarutan dan mutu biji tiga jenis tengkawang (Shorea sp.) hasil tanaman di Haurbentes, Bogor
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya peningkatan kebutuhan minyak lemak seiring dengan pertambahan penduduk. Kebutuhan tersebut diperkirakan dapat dipenuhi dengan penggunaan sumber lemak baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui data produksi biji tengkawang per pohon, kualitas lemak tengkawang yang dihasilkan dan mencari pelarut yang paling efektif untuk mengekstrak lemak dari biji tengkawang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas tajuk dan kedalaman tajuk tidak berpengaruh nyata terhadap produksi biji tengkawang (Shorea pinanga scheff, Shorea stenoptera Burck dan Shorea stenoptera Burck forma). Rata-rata luas tajuk, kedalaman tajuk dan produksi biji tengkawang masing- masing adalah 97,63 m², 7,750 m dan 11,103 Kg (Shorea pinanga Scheff), 104,954 m², 13,300 m dan 19,003 Kg (Shorea stenoptera Burck) dan 82,582 m², 7,600 m dan 12,602 Kg (Shorea stenoptera Burck forma).
Berdasarkan pengujian terhadap biji tengkawang diketahui bahwa penggunaan 3 jenis pelarut berpengaruh nyata terhadap kadar lemak biji tengkawang (Shorea pinanga scheff, Shorea stenoptera Burck dan Shorea stenoptera Burck forma). Kadar lemak biji tengkawang yang diuji tersebut telah memenuhi spesifikasi persyaratan mutu kadar lemak biji tengkawang yang telah ditetapkan oleh Dewan Standardisasi Nasional yaitu 50,0% (mutu 1), 45,5% (mutu II) dan 45,0% (mutu III). Sedangkan untuk kadar air biji tengkawang dari yang tertinggi sampai yang terendah berturut-turut adalah 8,07% (Shorea pinanga Scheff), 7,75 % (Shorea stenoptera Burck) dan 7,35% (Shorea stenoptera Burck forma). Kadar air biji tengkawang tersebut tidak memenuhi (diatas) spesifikasi persyaratan mutu kadar air biji tengkawang yang telah ditetapkan oleh Dewan Standardisasi Nasional yaitu sebesar 7,0% untuk mutu I, II dan III....
Collections
- UT - Forestry Products [2325]