Pengaruh tipe tunas dan zat pengatur tumbuh IBA terhadap pertumbuhan stek pucuk jati (Tectona grandis L.f.)
Abstract
Jati dengan nama ilmiah Tectona grandis Linn. F (famili Verbenaceae), ketika berumur 100 tahun dapat mencapai tinggi 25 m sampai 30 m, bahkan di daerah subur dengan kondisi lingkungan yang baik dapat mencapai tinggi 50 m dengan diameter 150 cm. Beekman (1975) menambahkan bila Jati tumbuh di tempat tandus dan tegakan kurang rapat, misalnya karena ada kebakaran dan penggembalaan, bentuk tanaman Jati cenderung melengkung dengan bentuk batang menunjukkan penampakan tidak rata.
Masalah ketersediaan bibit tergantung pada ketersediaan benih bermutu pada waktu penanaman tersebut mulai dilaksanakan. Benih yang bermutu tinggi diperoleh dari tegakan atau kebun benih serta teknik penanganan yang tepat. Cara penanaman dengan benih ini secara teknis mudah, tetapi hasilnya akan dijumpai pertumbuhan bibit yang kurang seragam (bervariasi) serta kualitasnya kurang baik.
Stek merupakan salah satu metode perbanyakan vegetatif yang sederhana dan tidak memerlukan teknik tertentu yang rumit. Keuntungan utama cara ini yaitu dapat menghasilkan tanaman yang sempurna dengan akar, daun, dan batang dalam waktu yang relatif singkat serta serupa dengan induknya. Kebutuhan bibit tanaman dari tahun ke tahun makin meningkat, sehingga perlu adanya suatu perlakuan atau metode yang dapat meningkatkan dan mempercepat hasil dari penyetekan tersebut. Salah satu diantaranya dengan pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) pada waktu penyetekan.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh IBA pada berbagai dosis dan pengaruh tipe tunas yang tepat untuk dijadikan bibit melalui stek. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Fakultas Kehutanan IPB Bogor. Waktu penelitian dilakukan selama 5 bulan, mulai bulan November 2001 Maret 2002.
Tahapan kegiatan ini dimulai dari penyiapan media stek, penyiapan zat pengatur tumbuh,
pemotongan bahan stek, pemberian zat pengatur tumbuh, penanaman stek. Peubah utama yang diukur
dalam penelitian ini adalah persentase stek hidup, persentase stek berakar, jumlah dan panjang akar
serta data penunjang penelitian. Pengolahan data untuk peubah-peubah tersebut menggunakan SPSS.
Pada akhir penelitian, dari 60 stek yang ditanam, stek yang bertahan hidup sebanyak 43 stek (71,67%). Persentase hidup untuk a,b, (dosis 0 ppm pada tunas aktif) dan a,b₂ (dosis 0 ppm pada tunas dorman) masing-masing sebesar 30% dan 70%. Untuk perlakuan dosis IBA 500 ppm pada tunas aktif (a2b) dan dorman (a2b2) persentase hidupnya sama yaitu 80%, sedangkan perlakuan dosis IBA 750 ppm pada tunas aktif (a,b) dan dorman (a3b2) masing-masing sebesar 70% dan 100%....
Collections
- UT - Forest Management [2977]