Simulasi pengaturan hasil hutan kayu secara adaptif : Studi kasus di HPH PT Timberdana, Kalimantan Timur
Abstract
Sistem pemanenan dalam pengelolaan hutan alam produksi yang selama ini digunakan adalah sistem pemanenan berdasarkan siklus tebang selama 35 tahun. Siklus tebang ini mengasumsikan bahwa besarnya riap rata-rata tahunan adalah 1 cm/tahun, sehingga dalam jangka waktu 35 tahun (satu siklus tebang) hutan sudah dianggap kembali normal mendekati kondisi seperti sebelum kegiatan pemanenan dilakukan. Asumsi seperti ini dirasakan sudah tidak relevan lagi, sebab besarnya riap pohon tidak bisa dianggap sama karena sangat dipengaruhi oleh jenis, ukuran pohon (diameter pohon), kondisi tempat tumbuh, tingkat persaingan dan posisi tajuk. Tujuan dari penelitian ini adalah: mencari suatu metode pengaturan hasil (hasil hutan kayu) yang lebih baik ditinjau dari segi finansial dan kelestarian hasil. Segi finansial berarti metode pengaturan hasil tersebut memberikan suatu nilai penerimaan yang lebih besar, dan kelestarian hasil berarti hasil yang didapat lebih dari atau sama dengan hasil yang diperoleh sebelumnya dengan meninggalkan stok masak tebang yang banyak yang akan ditebang pada penebangan selanjutnya.
Penelitian ini difokuskan pada pengolahan data Petak Ukur Permanen (PUP). Data PUP dikelompokkan dalam tiga kelas diameter (KD), yaitu kelas diameter 10-19 untuk tanaman berdiameter 10-19 cm, kelas diameter 20-59 untuk pohon berdiameter 20-59 cm dan kelas diameter 60 cm keatas untuk pohon berdiameter 60 cm keatas. Pembagian menurut jenis dilakukan dengan mengelompokkan pohon komersial kedalam kelompok jenis Meranti (M) dan Komersial Bukan Meranti (KBM) serta jenis-jenis Tidak Komersial (TK). Pengamatan dikhususkan kepada tiga faktor utama yang berperan dalam dinamika struktur tegakan, yaitu Ingrowth, Upgrowth dan Kematian.
Ingrowth didefinisikan sebagai besarnya tambahan terhadap banyaknya pohon per hektar pada kelas diameter terkecil (KD 10-19) selama periode waktu tertentu (dalam penelitian ini 4 tahun)
Upgrowth didefinisikan sebagai besarnya tambahan jumlah pohon per hektar terhadap kelas diameter tertentu yang berasal dari kelas diameter dibawahnya dalam periode waktu tertentu.
. Kematian didefinisikan sebagai banyaknya pohon per hektar yang mati pada setiap kelas diameter dalam periode waktu tertentu. Besarnya kematian disebabkan oleh kematian alami dan kematian akibat penebangan (efek logging)
Collections
- UT - Forest Management [2978]