Dampak pembakaran terhadap perubahan struktur dan komposisi vegetasi di areal hutan alam bekas tebangan, Dusun Aro, Jambi
View/ Open
Date
2002Author
Lubis, Rakhmat Ahdian
Saharjo, Bambang Hero
Hilwan, Iwan
Metadata
Show full item recordAbstract
Kebakaran hutan mengakibatkan; kerusakan ekologis, menurunkan nilai estetika, menurunkan nilai kehutanan dan produktivitas tanah, perubahan iklim mikro maupun global, menurunkan keanekaragaman hayati dan ekosistem yang merupakan sumber plasma nutfah. Selain menimbulkan dampak negatif, dalam beberapa hal kebakaran hutan juga memberi keuntungan. Dampak positif kebakaran hutan antara lain digunakan dalam upaya mempersiapkan persemaian, mempengaruhi penganekaragaman tipe vegetasi (diversifikasi jenis) serta mengatasi masalah hama dan penyakit hutan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan struktur dan komposisi vegetasi di areal hutan tersebut pada kondisi sebelum dan setelah dibakar.
Penelitian dilakukan di areal hutan alam bekas tebangan Hutan Tri Dharma IPB, Dusun Aro, Jambi, dimulai pada bulan Juni 2000 sampai dengan bulan Juni 2001. Penelitian dilakukan melalui pembuatan plot, dengan metode petak tunggal yang berukuran (20 x 20) m². Petak contoh tersebut dibagi lagi dalam sub petak dengan ukuran (5 x 5) m², dan jumlah sub petak menjadi 16 sub petak. Kemudian pengambilan sampel, analisis vegetasi dilakukan secara sensus dengan cara menghitung banyak jenis dan jumlah individu semua tumbuhan mulai dari tumbuhan bawah, semai, pancang, tiang dan pohon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode sebelum pembakaran ditemukan 3 jenis semai dengan jumlah 0,015 ind/m² dan didominasi oleh Kelat (Eugenia spp.) dengan INP 83,33%. Setahun setelah pembakaran ditemukan 12 jenis dengan jumlah 0,3115 ind/m² dan didominasi oleh Mahang (Macaranga maingayi) dengan INP 65,51% kemudian Kelat (Eugenia spp.) dengan INP 40,63%. Perbedaan jenis dominan antara periode sebelum dan setahun setelah pembakaran disebabkan adanya perbedaan kondisi yang memerlukan adaptasi dengan perubahan kondisi tersebut.
Begitu juga dengan tingkat pancang dan tiang baik untuk sebelum pembakaran maupun periode setahun setelah pembakaran, jenis dominan berbeda. Untuk tingkat pancang, periode sebelum pembakaran tidak ada vegetasi, sedangkan pada periode setahun setelah pembakaran didominasi oleh Petaling (Ochanostachys amentacea) dengan INP 79,70%. Pada periode sebelum pembakaran, tingkat tiang didominasi oleh Kempas (Koompassia spp.) dan Keranji (Dialium spp.) dengan INP 104,53%, sedangkan tingkat tiang pada periode setahun setelah pembakaran tidak ada. Berbeda dengan tingkat pohon, baik periode sebelum dan setahun setelah pembakaran didominasi oleh jenis yang sama yaitu Kempas (Koompassia spp.) dengan INP sebesar 110,27% (sebelum pembakaran) dan 111,57% (setahun setelah pembakaran)....
Collections
- UT - Forest Management [2977]