Peranan unsur kalsium serta hubungannya dengan " demam susu" pada sapi perah
Abstract
Demam susu atau "parturient paresis" adalah penyakit yang secara primer sering menyerang sapi perah yang tengah atau baru saja melahirkan anaknya.
Penyakit ini merupakan suatu bentuk kekacauan metabolisme kalsium. Dalam hal ini hewan-hewan penderita adalah sapi-sapi perah yang tak mampu memenuhi tuntutan tubuhnya ter hadap kebutuhan akan kalsium yang begitu memuncak pada awal masa laktasi.
Sapi-sapi perah yang rentan umumnya sudah mengalami masa laktasi 3 4 kali. Ditambah dengan adanya faktor predisposisi, yaitu metabolisme tulang yang makin melambat karena hewan bertambah tua dan penyerapan kalsium dari makanan yang terganggu.
Kadar kalsium plasma hewan pada saat itu jauh dibawah kadar normalnya, dan hal itu akan mengakibatkan serangkaian gejala klinis penyakit yang khas. Karena kalsium berperan antara lain pada kontraksi urat daging/otot dan pada pemindahan impuls saraf, maka menurunnya kadar mineral ini dalam darah (hipokalsemia) akan menimbulkan gangguan saraf dan
Hipokalsemia yang disertai dengan hipomagnesemia akan menimbulkan gejala tetani. Sedang pada hewan dengan kadar magnesium dalam darah normal atau sedikit lebih tinggi (hipermagnesemia relatif) gejala tetani akibat hipokalsemia akan segera diikuti dengan adanya kelemahan otot (relaksasi otot). Hipokalsemia yang dibiarkan berlarut-larut akan menimbulkan kematian hewan ternak karena peranan unsur kalsium yang demikian penting dalam tubuh.
Pencegahan demam susu ditempuh dengan cara pengaturan pakan yang baik, yaitu dengan menghindari masukan kalsium berlebihan terutama pada masa kering kandang dan kadar fosfor(P) yang cukup sesuai kebutuhan.