Show simple item record

dc.contributor.advisorPranggodo, Bambang
dc.contributor.advisorDulsalam
dc.contributor.authorIndriyati, Kodrat
dc.date.accessioned2024-03-26T07:26:54Z
dc.date.available2024-03-26T07:26:54Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143670
dc.description.abstractHak Jaringan jalan hutan merupakan parameter untuk menilai tingkat keberhasilan kegiatan pembukaan wilayah hutan karena merupakan prasarana yang sangat menentukan bagi kelancaran kegiatan pemanenan utamanya pengangkutan kayu. Oka (1978) mengatakan bahwa selama ini biaya pengangkutan termasuk di dalamnya biaya pembuatan jalan, pemeliharaan jalan dan biaya penyaradan merupakan biaya terbesar dari seluruh biaya pemanenan, sebesar ± 70% dari seluruh pengeluaran. Untuk itu dalam kegiatan perencanaan pembuatan jalan hutan dan jaringan jalan, perlu memperhatikan biaya pengangkutan, topografi dan volume yang dikeluarkan, sehingga dapat diperoleh jaringan jalan yang optimal. Panjang dan sebaran jalan hutan juga harus disesuaikan dengan sebaran potensi kayu tersebut. Struktur badan jalan yang lemah dan kondisi permukaan jalan yang tidak rata dapat menyebabkan terganggunya pengangkutan. Dalam jangka panjang hal ini akan sangat merugikan karena memperlambat waktu pengangkutan dan menyebabkan tingginya biaya pemeliharaan jalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya kerapatan jalan dan tingkat keterlayanan areal hutan dengan jaringan jalan yang telah ada, menentukan kerapatan jalan optimal serta mengetahui dan menilai daya dukung jalan yang sedang digunakan untuk melayani kegiatan pemanenan. Penelitian dilaksanakan di areal hutan BKPH Cikawung, KPH Indramayu, PT. Perhutani Unit III Jawa Barat selama 1 bulan. BKPH Cikawung merupakan kawasan hutan Kelas Perusahaan Jati yang bertopografi datar hingga bergelombang dengan jenis tanah gromosol. Data yang diambil meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengukuran langsung di lapangan meliputi daya dukung tanah, tebal lapisan perkerasan jalan dan jarak sarad rata rata. Sedangkan data sekunder di dapat dari peta jaringan jalan, laporan tahunan dan dokumen yang memuat keterangan mengenai panjang jaringan jalan hutan, luas total hutan produktif, volume kayu yang berhasil dikeluarkan, biaya pembuatan jalan, biaya pemeliharaan jalan, biaya penyaradan, intensitas pengangkutan dan beban angkutan. Untuk pengolahan data kerapatan jalan optimal serta spasi jalan optimal jalan digunakan rumus Elias (1997) sedangkan untuk pengolahan data daya dukung jalan digunakan rumus Sudarsono (1993). Nilai kerapatan jalan untuk wilayah BKPH Cikawung sebesar 12,260 m/ha. Besarnya kerapatan jalan ini telah melebihi standar PT Perhutani untuk Kelas Perusahaan Jati yaitu 12 m/ha. Nilai ini juga melebihi nilai kerapatan jalan optimalnya yaitu 6,101 m/ha, sehingga telah terjadi kelebihan pembuatan jalan sebesar 34.294,502 m....id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForestry productsid
dc.subject.ddcForest trailsid
dc.titleEvaluasi jaringan jalan dan daya dukung tanah badan jalan hutan : Studi kasus di BKPH Cikawung, KPH Indramayu, PT Perhutani Unit III, Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record