Potensi wisata birdwatching di Kebun Raya Bogor
View/ Open
Date
2002Author
Idris, Nassat Darajat
Mardiastuti, Ani
Hernowo, Jarwadi B.
Metadata
Show full item recordAbstract
Laju pertumbuhan penduduk yang pesat mengakibatkan kebutuhan akan lahan meningkat di Pulau Jawa, sehingga habitat bagi burung semakin sedikit. Hal demikian menyebabkan semakin sulit melihat burung di alam bebas. Kebun Raya Bogor (KRB) sebagai tempat hidup beragam tumbuhan, menyediakan habitat yang baik bagi beraneka ragam jenis burung. Salah satu fungsi Kebun Raya Bogor sebagai ruang terbuka hijau adalah fungsi rekreasi. Perkembangan pariwisata di KRB cenderung ke arah rekreasi massal. Untuk mengurangi dampak rekreasi massal tersebut, maka pengembangan rekreasi yang ada di KRB harus diarahkan ke arah ekoturisme. Melihat keberadaan KRB sebagai habitat beraneka ragam jenis burung dan potensi pasar birdwatching bagi wisatawan yang berasal dari negara maju, bentuk ekoturisme yang dapat dikembangkan di KRB adalah wisata birdwatching. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui potensi keanekaragaman jenis burung, informasi mengenai keberadaan burung sebagai potensi wisata birdwatching di KRB, dan persepsi masyarakat mengenai wisata birdwatching.
Potensi keanekaragaman jenis, penyebaran spasial, penyebaran vertikal, tingkat pertemuan jenis, dan kurva penemuan jenis burung diketahui dengan cara pengamatan burung pada waktu pagi hari (06.30-09.00) dan sore hari (15.30-18.00) pada 25 blok yang telah terbagi menurut pengelompokan vegetasi di KRB. Persepsi masyarakat mengenai wisata birdwatching diketahui melalui pembagian kuesioner kepada 40 orang pengunjung lokal, 40 orang mahasiswa dan 20 orang wisatawan asing.
Hasil penelitian di pagi hari tercatat 43 jenis burung di KRB. Diantara jenis burung yang ditemui sudah jarang terlihat di wilayah perkotaan Pulau Jawa, yaitu Srigunting hitam (Dicrurus macrocercus), Srigunting kelabu (Dicrurus leucophaeus), Kucica kampung (Copsycus saularis), Cekakak sungai (Todirhampus choloris), Raja udang meninting (Alcedo meninting). Blok-blok dimana tercatat jumlah jenis burung lebih dari atau sama dengan 10 jenis yaitu blok II, IV, X, XI, XIII, XV, XVI, XVII, XX, dan XXV. Blok-blok tersebut dijadikan titik pengamatan wisata birdwatching selain blok-blok lain dengan jenis, sebaran, dan jumlah terbatas. Uji chi-square menunjukan luas blok tidak mempengaruhi frekuensi jumlah jenis yang ditemui di setiap blok (x²-45.71, 0001 dan 200s, db-24). Frekuensi jumlah jenis yang ditemui lebih dipengaruhi keanekaragaman vegetasi dan strata vertikal....