Show simple item record

dc.contributor.advisorSandra, Edhi
dc.contributor.advisorPuspitaningtyas, Dwi Murti
dc.contributor.authorUntari, Rini
dc.date.accessioned2024-03-26T01:22:01Z
dc.date.available2024-03-26T01:22:01Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143390
dc.description.abstractAnggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) merupakan salah satu anggrek alam yang berasal dari Kalimantan, bunganya berbau harum lembut dan lama mekar bunga sekitar 5-6 hari (Sastrapradja et. al., 1976). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 anggrek ini termasuk ke dalam tumbuhan yang dilindungi. Di alam keberadaan jenis anggrek ini terancam karena pengambilan yang berlebihan, terjadinya perubahan dan rusaknya habitat tumbuh anggrek tersebut merupakan faktor yang mengancam kelestarian anggrek ini. Kegiatan pengeksploitasian yang berlebihan dan apabila terjadi terus menerus, anggrek hitam akan mengalami kepunahan. Untuk mencegah terjadinya kepunahan spesies ini, maka harus diupayakan teknik budidaya yang tepat untuk menyediakan tanaman-tanaman baru anggrek hitam secara cepat dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Tanaman anggrek dapat diperoleh melalui cara pembiakan secara vegetatif dan generatif. Secara alami pembiakan anggrek dengan cara generatif yang berasal dari biji hanya dapat tumbuh jika bersimbiosis dengan mikoriza. Biji anggrek hanya terdiri dari embrio dan testa (pelindung embrio) tanpa cadangan makanan atau endosperm (Thompson, 1980). Jika bersimbiosis dengan mikoriza anggrek dapat memperoleh nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh. Pada umumnya tingkat keberhasilan perkecambahan secara alami persentasenya sangat kecil. Dengan berkembangnya teknik kultur in vitro, maka keberhasilan perkecambahan biji anggrek dapat ditingkatkan. Modifikasi media dapat meningkatkan produksi anggrek hitam ini secara kualitatif dan kuantitatif dibandingkan dengan produksi hasil dari alam Salah satu modifikasi media yaitu penambahan persenyawaan organik kompleks sehingga dapat mengoptimalkan pertumbuhan anggrek hitam tersebut serta penggunaan NAA (Napthalene Acetic Acid), salah satu jenis auksin sintetis banyak digunakan untuk meningkatkan rasio pertumbuhan akar tanaman dalam kultur in vitro, karena akan mendorong pembentukan akar-akar baru pada selang konsentrasi tertentu. Dengan pertumbuhan akar yang sehat dan kuat akan meningkatkan kemampuan tanaman untuk bertahan hidup pada tahap aklimatisasi ke lapangan. Penelitian ini dilaksanakan di Unit Kerja Laboratorium Kultur Jaringan Anggrek Kebun Raya Bogor. Penelitian dilakukan selama 6 bulan dari bulan Juni sampai bulan Desember 2002, 5 bulan pengamatan plantlet selama di botol dan 1 bulan untuk melihat keberhasilan hidup di lapangan. Percobaan ini terdiri dari 2 faktor, faktor pertama adalah 6 jenis media organik (tanpa bahan organik, air kelapa 250 ml/l, pisang ambon 150 g/l, kentang 200 g/l, ubi jalar 150 g/l, dan kedelai 150 g/l) yang dikombinasikan dengan faktor kedua yaitu 5 taraf konsentrasi NAA (0 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, dan 20 ppm). Media dasar yang digunakan adalah komposisi media VW (Vacin & Went) dengan penambahan gula pasir, arang aktif dan agar-agar. Bahan eksplan yang digunakan semai hasil perkecambahan dari biji yang berumur 20 bulan mempunyai tinggi masing-masing 3-6 cm dengan jumlah daun 6-7 helai....id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForest conservationid
dc.subject.ddcGrowing mediaid
dc.titlePengaruh jenis media organik dan NAA terhadap pertumbuhan anggrek hitam (coelogyne pandurata Lindl.) didalam kultur in vitroid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record