Show simple item record

dc.contributor.advisorManurung, Togu
dc.contributor.advisorSimangunsong, Bintang C.H
dc.contributor.authorFatah, Ratno Timor Abdul
dc.date.accessioned2024-03-26T00:57:27Z
dc.date.available2024-03-26T00:57:27Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143372
dc.description.abstractPembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) sebagai pemasok bahan baku industri perkayuan telah dimulai sejak tahun 1989, namun realisasinya sampai tahun 2001 baru mencapai 1,85 juta hektar atau 23,5% dari luas total areal konsesi yang direncanakan. Hal ini terjadi karena kurangnya niat baik pengusaha dalam membangun HTI dan seringnya konflik kepemilikan lahan dengan masyarakat lokal yang menyebabkan resiko dan ketidakpastian berusaha. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mempelajari aspek-aspek yang berkaitan dengan pembangunan HTI, seperti kelayakan teknis, kelayakan manajemen organisasi, kelayakan sosial ekonomi, dan kelayakan finansial (Setiawan: 1994, Hakim: 1995, Utami: 1995 dan Musyaffa: 2000) namun, penelitian- penelitian tersebut umumnya masih menggunakan data sekunder. Penelitian ini mencoba untuk mempelajari salah satu aspek diatas, khususnya biaya pembangunan HTI dengan melakukan pengukuran langsung di lapangan (data primer). Penelitian dilakukan di HTI PT. Musi Hutan Persada (MHP), Propinsi Sumatera Selatan dari bulan Mei sampai Juni tahun 2002. Jenis-jenis tanaman yang dikembangkan terdiri dari akasia (Acacia mangium) sebagai tanaman utama dan karet (Hevea braziliensis) sebagai tanaman untuk keperluan bina desa hutan secara temporer. Data primer seperti jenis, jumlah, harga alat, prestasi kerja dan material yang diperlukan dalam kegiatan pengusahaan HTI diperoleh dengan melakukan pengukuran dan wawancara secara langsung di lapangan. Sementara data sekunder seperti biaya-biaya kegiatan penunjang HTI, realisasi tebangan, kondisi umum, dan indikator ekonomi diperoleh dengan cara mengutip arsip perusahaan atau literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pengusahaan HTI untuk kegiatan teknis (pengadaan bibit, penanaman, pemeliharaan tanaman, perlindungan hutan dan pemanenan kayu) adalah Rp 7.168.753 per ha (atau USD 6.64 per m³ harga konstan tahun 2000). Sementara biaya kegiatan penunjang (perencanaan, pengadaan sarana dan prasarana, administrasi dan umum, diklat dan litbang, kewajiban kepada negara, kewajiban kepada lingkungan sosial serta penilaian HTI) adalah Rp 3.201.554 per ha (atau USD 2.97 per m³). Sehingga biaya total pengusahaan HTI adalah Rp 10.370.307 per ha (atau USD 9.61 per m³). Dengan harga jual kayu akasia sebesar USD 20.02 per m³, maka keuntungan kotor PT. MHP adalah USD 10.41 per m³.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForestry productsid
dc.subject.ddcForest plantationsid
dc.titleBiaya pengusahaan hutan tanaman industri di PT. Musi hutan persada propinsi Sumatra Selatanid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record