Produktivitas dan model pendugaan dekomposisi serasah pada tegakan agathis(Agathis loranthifolia Salibs.), PUSPA (Schima wallichii (D>C)Korth.) dan pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese.) di Sub Das Citeureup hutan pendidikan Gunung Walat, Sukabumi
Abstract
Pengembalian hara mineral pada dasarnya berkaitan dengan produktivitas serasah pada suatu tegakan. Produktivitas serasah ini penting untuk diketahui dalam hubungannya dengan pemindahan energi dan unsur-unsur hara dari suatu ekosistem hutan. Adanya suplai hara yang berasal dari daun, bunga, buah dan ranting yang banyak mengandung hara mineral akan dapat memperkaya tanah dengan membebaskan sejumlah mineral melalui dekomposisi.
IPB Penelitian pada tegakan Agathis (Agathis loranthifolia Salisb.), Pinus (Pinus merkusii Jungh. et de Vriese), Puspa (Schima wallichii (D.C.) Korth.) di Sub DAS Cipeureu ini bertujuan mengetahui besarnya Produktivitas dan laju dekomposisi serasah, mengetahui distribusi dan temperatur tanah berbagai kedalaman pada ketiga tegakan,
Dalam mengamati produktivitas serasah dan laju dekomposisi serasah pada tiga tegakan yang berbeda, faktor-faktor yang mempengaruhi selain vegetasi seperti iklim, topografi, waktu dan faktor lainnya ditentukan sedemikian rupa sehingga faktor-faktor tersebut dapat dianggap seragam. Penelitian dilakukan di blok Sub DAS Cipeureu, bagian barat Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi dengan asumsi tegakan Agathis, Puspa dan Pinus yang terdapat di lokasi tersebut mempunyai kondisi tempat tumbuh yang relatif seragam.
Dari hasil penelitian diperoleh produktivitas serasah untuk masing-masing tegakan tersebut di atas, dimana produktivitas terbesar dihasilkan oleh tegakan Pinus (8.00 ton/ha/tahun) kemudian diikuti tegakan Agathis (7.31 ton/ha/tahun) dan Puspa (6.24 ton/ha/tahun).berdasarkan hasil di atas dapat diketahui komposisi komponen-komponen serasahnya.
Laju dekomposisi serasah dari yang terbesar hingga terkecil adalah Puspa sebesar 75.55%, disusul serasah Agathis (74.80%) dan Pinus (73.49%). Keadaan ini sekaligus menunjukan bahwa tingkat pengembalian dan penyediaan unsur hara Puspa relatif tinggi.
Model-model pendugaan laju dekomposisi yang didekati dengan nilai k menunjukan laju dekomposisi pada masing-masing tegakan. Model pendugaan laju dekomposisi dari ketiga model yang digunakan di atas, menunjukan bahwa pada serasah Puspa nilai laju dekomposisinya merupakan yang terbesar dibandingkan dengan serasah Agathis dan Pinus yang memiliki nilai k paling kecil....
Collections
- UT - Forest Management [2977]