Show simple item record

dc.contributor.advisorHusaeni, Endang A
dc.contributor.authorLianawati, Tarmay
dc.date.accessioned2024-03-25T03:30:08Z
dc.date.available2024-03-25T03:30:08Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143205
dc.description.abstractApi merupakan salah satu alat paling tua yang dikenal manusia. Kegiatan pertanian di Indonesia banyak menggunakan api, baik pada kegiatan perladangan berpindah maupun perladangan menetap karena merupakan alat yang efektif dan murah untuk membersihkan lahan. Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia hampir 99% disebabkan ulah manusia, yaitu kegiatan konversi lahan 34%, perladangan berpindah 25%, pertanian 17%, proyek transmigrasi 8%, dan hanya 1% yang disebabkan oleh alam. Faktor pemicu kebakaran hutan lainnya adalah iklim yang ekstrim, sumber energi berupa kayu, deposit batu bara dan gambut. Teknik penggunaan api oleh para peladang di setiap tempat berbeda-beda tergantung pada asal peladang (asli atau pendatang), kondisi iklim setempat, kepercayaan, dll. Sehubungan dengan api sebagai salah satu alat yang mudah, murah dan efektif dalam pembukaan lahan, yang menjadikan perladangan sebagai salah satu penyebab terjadinya kebakaran hutan, sehingga perlu adanya penelitian sejauh mana teknik penggunaan api yang digunakan peladang dalam membuka calon ladang dapat menyebabkan kebakaran hutan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendapatkan informasi mengenai teknik penggunaan api dalam menyiapkan calon ladang di desa-desa sekitar HPH PT. Diamond Raya Timber, (2) Mengetahui keefektifan teknik-teknik pembakaran yang digunakan oleh para peladang setempat dalam pembersihan lahan, (3) Mengetahui teknik-teknik yang kurang baik digunakan dalam menyiapkan ladang dan dapat menimbulkan terjadinya kebakaran hutan dan (4) Mengetahui cara-cara perladangan yang digunakan oleh masyarakat sekitar HPH setempat. Pengumpulan data dilakukan terhadap 30 responden di desa-desa sekitar HPH PT. Diamond Raya Timber, Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau, dengan cara wawancara menggunakan teknik recalling, observasi lapangan serta studi pustaka. Data yang diperlukan berupa tahapan kegiatan pembuatan ladang serta teknik-teknik penggunaan api yang dipakai oleh peladang dalam pembukaan calon ladangnya. Dari hasil wawancara diketahui bahwa peladang memperoleh lahan garapan dari 3 sumber, yaitu dari desa sebanyak 56,6%, dari pihak lain sebanyak 26,6% dan dari Departemen Transmigrasi sebanyak 16,6%, dengan luas lahan 0,5-2 Ha. Peladang kebanyakan menggarap lahan seluas 1 Ha dan 2 Ha, yaitu sebesar 43,3%. Peladang kebanyakan berumur antara 25 -40 tahun, yaitu sebanyak 56,6% dengan tingkat pendidikan kebanyakan SD, yaitu sebesar 83,3%. Tahapan kegiatan pembukaan ladang meliputi: (1) Pemilihan lokasi calon ladang, dengan mempertimbangkan beberapa faktor serta tempat yang baik dan potensial untuk ladang termasuk faktor-faktor yang menyangkut kondisi tempat serta hak milik atas tempat tersebut, (2) Menebas, dengan tujuan untuk mematikan tumbuhan, memudahkan pengeringan dan pembakaran. Waktu yang dibutuhkan untuk menebas perhari untuk satu orang rata-rata tujuh jam yang dimulai pada pukul 08.00 12.00 dengan waktu istirahat selama dua jam dan dilanjutkan lagi menebas pada pukul 14.00-17.00. (3) Menebang, untuk membersihkan lahan dengan mematikan pohon. Waktu yang dibutuhkan hingga kegiatan menebang selesai untuk luasan satu hektar rata-rata 11 hari dengan sumber tenaga kerja berasal dari pemilik lahan, (4) Membakar calon ladang, untuk membersihkan lahan dari batang-batang kayu besar, cabang, ranting dan serasah sehingga memudahkan untuk penanaman dan membasmi hama/ penyakit serta untuk meningkatkan kesuburan tanah. Tahapan kegiatan persiapan pembakaran meliputi: (1) Odah, yaitu pemotongan batang pohon menjadi sortimen-sortimen untuk memudahkan penumpukan dan pengeringan, (2) Pengeringan bahan bakar, yaitu penjemuran yang dilakukan selama 2090 hari, (3) Pembuatan ilaran, agar api tidak merembet ke ladang orang lain atau untuk membatasi penjalaran api ke lahan orang lain dan (4) Penumpukan bahan bakar, ini berkaitan dengan teknik pembakaran yang digunakan yaitu teknik pembakaran tumpukan (pile burning). Berdasarkan hasil wawancara terdapat 5 teknik pembakaran yang dilakukan masyarakat setempat, yaitu: (1) Pile burning, yaitu yang searah angin dan berlawanan arah angin, (2) Head fire,...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForest managementid
dc.subject.ddcFiresid
dc.titleStudi penggunaan api untuk penyiapan ladang di sekitar HPH PT Diamond Raya Timber Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riauid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record