Gambaran albumin, globulin, total protein darah serta histopatologi organ hati, ginjal, pankreas, otak pada ayam broiler akibat pemberian serbuk daun mindi

Abstract

Tanaman Melia azedarach, yang lebih terkenal di Indonesia dengan sebutan pohon mindi, telah banyak digu- nakan orang baik sebagai makanan ternak maupun sebagai obat tradisional. Hampir seluruh bagian tanaman Melia azedarach dapat digunakan sebagai obat (Keng, 1968). Selain digunakan sebagai obat, beberapa bagian dari tanaman ini mengandung racun dan telah banyak kejadian keracunan pada hewan ternak atau pada manusia. Pada hewan ternak, kasus keracunan yang paling sering adalah pada hewan babi dimana gejala klinis yang terlihat yaitu muntah-muntah, tremor muskular, sempoyongan, koma, konvulsi dan mati. Kematian terjadi kurang dari 24 jam. Sedangkan kasus kematian pada anak-anak terdapat di Afrika yaitu pada anak-anak yang memakan buahnya sebanyak 6 8 butir. Kematian terjadi beberapa hari setelah memakan buah tersebut (Everist, 1974). Pada ayam yang memakan buahnya tidak didapatkan gejala keracunan yang jelas, hanya terlihat nafsu makan berkurang dan sianotis umum. Adapun kandungan kimiawi yang terdapat pada tanaman Melia azedarach yaitu alkaloid azaridin, resin, tannin, melio tannin, asam benzoat dan margosin. Pemeriksaan secara patologi anatomi terlihat ada- nya perdarahan pada usus, hati, paru-paru dan gastro enteritis. Dan secara mikroskopis (Histopatologi) terlihat adanya degenerasi lemak dan perdarahan pada organ hati dan ginjal. Pemberian air gula sangat efektif untuk pengobatan keracunan buah mindi pada anak-anak. Dan sebaiknya anak- anak dilarang memakan buah mindi. Pada hewan ternak lain- nya tidak ada obat yang efektif, untuk itu tindakan yang paling tepat adalah tidak memberikan buah atau daun mindi sebagai makanan pokok dan jangan terlalu banyak…dst