Show simple item record

dc.contributor.advisorNasoetion, Lutfi Ibrahim
dc.contributor.advisorWinoto, Joyo
dc.contributor.advisorPanuju, Dyah Retno
dc.contributor.authorKaritas, Diana Puspa
dc.date.accessioned2024-03-19T03:13:46Z
dc.date.available2024-03-19T03:13:46Z
dc.date.issued1996
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142300
dc.description.abstractKonversi lahan pertanian ke non-pertanian telah berlangsung intensif di daerah sepanjang jalur Pantai Utara Jawa Barat antara Jakarta dan Cirebon yaitu Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu, yang pernah dikenal sebagai daerah lumbung beras nasional. Masyarakat petani di wilayah ini mengalami ketidakmenentuan pembangunan perkotaan sebagai akibat transformasi struktur perekonomian yang mendorong terjadinya konversi lahan pertanian tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat laju konversi lahan pertanian ke non- pertanian, mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konversi tersebut, dan mengetahui dampak konversi tersebut terhadap tingkat kesejahteraan petani yang melakukan konversi lahan pertanian di daerah Pantai Utara Jawa Barat. Dengan menggunakan Analisis Shift-Share didapatkan bahwa Kabupaten Bekasi mengalami konversi lahan pertanian terbesar yang digunakan terutama untuk penggunaan lain-lain termasuk untuk industri dan jasa, serta penggunaan untuk perumahan. Tingkat konversi lahan pertanian semakin menurun ke arah timur atau ke arah yang menjauhi Jakarta. Dan semakin mendekati Jakarta, pertumbuhan penggunaan lahan untuk non pertanian semakin besar. Melalui Analisis Komponen Utama dan Analisis Regresi Komponen Utama, faktor- faktor non kelembagaan yang berperan besar terhadap konversi lahan bisa didapatkan. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor luas lahan sawah yang digarap petani, luasan laban gontai, produktifitas lahan kering, jumlah sarana transportasi, jumlah KUD, jumlah sarana sosial, jumlah pabrik, dan jumlah petani pemilik sawah. Konversi lahan pertanin ke non-pertanian yang dilakukan para petani ternyata tidak meningkatkan tingkat kesejahteraan rumah tangga mereka. Secara umum di daerah penelitian, tingkat kesejahteraan petani sebelum dan sesudah melakukan konversi tidak berbeda nyata dan cenderung menurun. Hasil ini diperoleh setelah dilakukan analisis dengan menggunakan Standard Score Additive Model dan Analisis Faktor.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleDampak konversi lahan pertanian terhadap kesejahteraan petani : studi kasus di jalur pantai Utara Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record