Show simple item record

dc.contributor.advisorVeronica LBL
dc.contributor.authorRushandoko, Prihawan
dc.date.accessioned2024-03-18T01:48:50Z
dc.date.available2024-03-18T01:48:50Z
dc.date.issued1989
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142020
dc.description.abstractKeracunan Pb merupakan kejadian yang umum didapatkan pada hewan peliharaan, terutama anjing dan sapi. Penyebab utama keracunan Pb pada anjing karena menjilat cat yang mengandung bahan dasar Pb, baik cat yang sudah lama mengering maupun kaleng cat yang kosong. Penyebab lainnya meliputi dempul, gemuk, linuleum, pecahan baterei kendaraan bermotor, solder, bola golf, air yang terkontaminasi. Pb dari pipa-pipa, batang kail, mainan anak-anak. Asap knalpot kendaraan bermotor juga memegang peranan penting sebagai penyebab keracunan Pb pada anjing, terutama pada anjing-anjing yang hi dup dekat jalan raya yang ramai. Pb digolongkan sebagai racun yang bersifat kumulatif karena kecepatan absorpsinya jauh lebih besar dari eliminasinya dari tubuh. Anjing bi- sa menderita keracunan melalui jalan pernapasan, pencerna- an dan kulit tubuh. Manifestasi klinis keracunan Pb pada anjing sangat beragam, mulai dari timbulnya gejala klinis hingga terjadinya perubahan-perubahan patologi anatomi. Gejala klinis kera- cunan Pb bisa berupa gejala gastrointestinal maupun gejala syaraf. Adapun pengaruh Pb pada lintasan biokimia adalah menghambat biosintesis haem dan mempengaruhi pematangan sel sel darah merah serta integritasnya. Perubahan-perubahan patologi anatomi berupa lesio-lesio makroskopis dan lesio-lesio mikroskopis. Lesio-lesio makroskopis secara khronis terutama terjadi pada gusi dan tulang yang ditandai dengan adanya "garis timah". Sebagi- an besar Pb akan diendapkan pada tulang terutama tulang yang sedang terbentuk, sehingga tulang-tulang tersebut menjadi rapuh. Lesio-lesio mikroskopis terutama terjadi pada ginjal dengan perubahan degenerasi sampai nekrose epitel tubulus kontortus, sehingga akan mengganggu fungsi filtra- si ginjal yang berakibat pada proteinuria dan glukosuria. Demikian pula pada susunan syaraf pusat terjadi perubahan degenerasi sampai nekrose. Pada organ hati terjadi kerusa- kan ultrastruktural yang akan mengganggu fungsi hati. Secara keseluruhan distribusi Pb yang terserap 60% akan berlokasi di tulang, 25% pada hati, 5% pada ginjal, 3% pada dinding intestinal, 3% lainnya pada retikulo endotelial sistem dan 4% disebarkan menembus jaringan tubuh yang lain termasuk gigi dan rambut…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcKeracunan timah (Pb) pada anjingid
dc.titleKeracunan timah (Pb) pada anjingid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record