dc.description.abstract | Brassica (kubis) merupakan sayuran subtropik yang banyak ditanam di Eropa dan Asia. Kubis banyak dikonsumsi masyarakat karena harganya relatif murah, mudah diperoleh dan kandungan gizinya banyak. Masalah utama yang dihadapi dalam pengusahaan kubis di Indonesia adalah rendahnya produktivitas tanaman. Rendahnya produksi kubis disebabkan kehilangan hasil secara ekonomis akibat serangan Crocidolomia pavonana (F) (Lepidoptera: Pyralidae). Usaha pengendalian yang paling banyak digunakan petani yaitu dengan pemakaian insektisida. Emamektin benzoat merupakan insektisida baru yang memiliki daya bunuh cukup tinggi terhadap serangga hama tapi kurang beracun pada serangga-serangga bermanfaat seperti lebah madu, parasitoid dan predator (Cox et al. 1995). Pada kesempatan ini penulis melakukan magang penelitian di perusahaan PT Syngenta, yaitu untuk meneliti efikasi insektisida emamektin benzoat terhadap hama kubis C. pavonana dengan tujuan untuk memantau kembali kemampuan daya bunuh emamektin benzoat setelah beberapa tahun diperdagangkan di pasaran.
Perlakuan insektisida emamektin benzoat dilakukan 3 kali dengan selang dua minggu yaitu pada 6, 8 dan 10 MST. Sehari sebelum aplikasi, tanaman contoh diinfestasi 50 ekor larva instar dua awal dan dua jam sebelum aplikasi dilakukan pengecekan ulang jumlah larva. Apabila jumlah larva pada tanaman berkurang, maka ditambahkan larva dari hasil perbanyakan sehingga mencapai 50 ekor/tanaman contoh. Mortalitas larva diamati pada 6, 24, 48, 72, 96, 120, 144 dan 168 jam setelah aplikasi dan total kerusakan daun diukur pada akhir pengamatan.
Rerata daya bunuh emamektin benzoat terhadap larva C. pavonana instar 2 adalah 98,7% dengan kisaran antara 98,1-99,2%. Pada perlakuan kontrol terlihat adanya mortalitas sampai waktu pengamatan berakhir dengan kisaran 0,35-13,8%. Pada plot perlakuan insektisida, luas rata-rata daun yang dimakan C. pavonana sebesar 0,4 cm²/larva. Sementara pada plot kontrol, larva C. pavonana memakan daun kubis sebanyak 5,2 cm²… | id |