Strategi Peningkatan Potensi Simpanan Karbon pada Berbagai Sistem Penggunaan Lahan (Studi Kasus di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah)
Abstract
Salah satu faktor yang meningkatkan emisi karbon adalah degradasi dan deforestasi. Kegiatan ini menimbulkan penggunaan lahan baru berupa perkebunan kelapa sawit dan agroforestri. Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah menjadi salah satu daerah di Indonesia yang mengalami permasalahan degradasi dan deforestasi. Sebenarnya, perkebunan kelapa sawit dan agroforestri memiliki potensi menyimpan karbon tetapi lebih kecil dibandingkan hutan primer atau sekunder. Potensi ini dapat ditingkatkan melalui penyusunan strategi dengan memperhatikan faktor kondisi biofisik, sistem pengelolaan lahan, dan persepsi petani terhadap perubahan iklim dan karbon. Penelitian bertujuan menduga potensi simpanan karbon pada lahan
perkebunan kelapa sawit dan agroforestri di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah; menganalisis pengaruh kondisi biofisik, sistem pengelolaan lahan, dan persepsi petani terhadap potensi simpanan karbon; serta merumuskan pilihan strategi untuk meningkatkan potensi simpanan karbon. Penelitian dilakukan pada
lahan perkebunan kelapa sawit dan agroforestri yang terbagi menjadi agroforestri
komoditas sawit sengon (AF-SS) dan agroforestri komoditas kehutanan, sawit, dan
buah-buahan (AF-SSB). Sebanyak 30 plot di setiap penggunaan lahan dan 60 orang
responden ditentukan menggunakan purposive sampling. Analisis data
menggunakan analisis tabulasi silang, uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney,
SEM-PLS, dan diagram fishbone.
Hasil penelitian menunjukkan bawah simpanan karbon permukaan atas
terbesar berada pada lahan AF-SS (66,24 tonC/ha). Simpanan karbon organik tanah
dan total simpanan karbon terbesar berada pada lahan AF-SSB yakni sebesar
2163,21 tonC/ha dan 2223,36 tonC/ha. Faktor kondisi biofisik pada ketiga jenis
penggunaan lahan berpengaruh secara signifikan terhadap karbon organik tanah dan
total simpanan karbon. Faktor sistem pengelolaan lahan hanya berpengaruh
terhadap total simpanan karbon pada lahan perkebunan kelapa sawit dan karbon
organik tanah pada lahan AF-SS. Faktor persepsi petani hanya berpengaruh
terhadap karbon organik tanah dan total simpanan karbon pada lahan perkebunan
kelapa sawit dan karbon organik tanah di lahan AF-SSB.
Pilihan strategi untuk memperbaiki kondisi lahan terdiri dari pemberian
kapur; intensifikasi kegiatan penggemburan tanah; dan melakukan evaluasi
kesesuaian lahan. Strategi untuk memperbaiki sistem pengelolaan lahan terdiri dari
penyaluran subsidi dan bantuan alat secara merata; pembentukan koperasi atau toko
yang menjual alat dan material pengelolaan lahan; menjalin kerja sama antara
stakeholder; optimalisasi peran penyuluh; kerja sama untuk menciptakan pasar;
serta pembuatan kebijakan terkait sistem harga, distribusi, dan mutu hasil panen.
Strategi untuk meningkatkan persepsi petani terdiri dari optimalisasi peran
penyuluh; memaksimalkan peran teknologi; serta melakukan kegiatan yang dapat
menarik minat petani. One of the factors that increase carbon emissions is degradation and
deforestation. This activity has created new land use in the form of palm oil
plantations and agroforestry. Gunung Mas, Central Kalimantan is one of the regions
in Indonesia that is experiencing degradation and deforestation problems. In fact,
palm oil plantations and agroforestry have the potential to store carbon, but are
smaller than primary or secondary forests. This potential can be increased by
developing strategies that consider biophysical condition factors, land management
systems, and farmers' perceptions of climate change and carbon emissions.
This study aimed to estimate the potential for carbon storage in oil palm and
agroforestry plantations in Gunung Mas Regency, Central Kalimantan, analyze the
influence of biophysical conditions, land management systems, and farmers'
perceptions of carbon storage potential, and formulate strategic options to increase
carbon storage potential. The research was carried out on palm oil plantations and
agroforestry land, which were divided into sengon palm commodity agroforestry
(AF-SS) and forestry commodity agroforestry, palm oil, and fruit (AF-SSB). A total
of 30 plots for each land use type and 60 respondents were determined using
purposive sampling. Data analysis was performed using cross-tabulation analysis,
Kruskal-Wallis and Mann-Whitney tests, SEM-PLS, and fishbone diagrams.
The results show that the largest upper surface carbon deposits are on the AF SS (66.24 tonC/ha). The largest soil organic carbon storage and total carbon storage
are on the AF-SSB, namely 2163.21 tonC/ha and 2223.36 tonC/ha. Biophysical
condition factors in the three types of land use had a significant effect on soil
organic carbon and total carbon storage. Land management system factors only
influence the total carbon stocks on palm oil plantation and soil organic carbon on
AF-SS. The farmer's perception factor only influences soil organic carbon and total
carbon storage on palm oil plantation and soil organic carbon on AF-SSB.
Strategies to improve land conditions consist of applying lime, intensification
of soil loosening activities, and land suitability evaluations. The strategy to improve
the land management system consists of evenly distributing subsidies and
equipment assistance, establishing cooperatives or shops selling land management
tools and materials, establishing cooperation between stakeholders, optimizing the
role of extension agents, cooperation to create markets, and making policies related
to price systems, distribution, and quality of harvests. Strategies to improve farmers'
perceptions include optimizing the role of extension workers, maximizing the role
of technology, and carrying out activities that can attract the interest of farmers.
Collections
- MT - Forestry [1373]