dc.description.abstract | Hutan sebagai sumberdaya alam dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan umat manusia, baik manfaat yang dapat dirasakan secara langsung (tangible) maupun tidak langsung (intangible). Untuk itu pengelolaan hutan dan hasilnya harus dilakukan secara bijaksana. Produksi kayu yang lestari dan efisien harus diiringi pula dengan hasil lain seperti margasatwa, air dengan kualitas tinggi, rekreasi, dan estetika lingkungan yang tinggi.
Sulitnya melakukan penilaian terhadap manfaat hutan yang bersifat tidak langsung, merupakan kendala bagi pembangunan dan pengembangan hutan sebagai tempat rekreasi alam. Sebagai bagian dari industri pariwisata, rekreasi alam memerlukan modal, tenaga, kerja, dan pengelolaan yang baik. Untuk itu diperlukan penilaian yang obyektif dan kuantitatif terhadap suatu manfaat rekreasi alam.
Pendekatan yang digunakan serta dikembangkan oleh para ahli ekonomi untuk menilai manfaat yang bersifat intangible adalah pendekatan atas kesediaan membayar (Willingness to Pay) dari para konsumen atau pengunjung yang datang. Pada kenyataannya pendekatan ini sama dengan pendugaan kurva permintaan yang merupakan tempat kedudukan besarnya keinginan membayar dari sekelompok konsumen pada berbagai tingkat atau volume yang dikonsumsi. Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) merupakan salah satu dari pendekatan tersebut. Permintaan konsumen terhadap manfaat rekreasi dapat dijadikan sebagai dasar untuk menduga nilai manfaat rekreasi alam... | id |