Perencanaan interpretasi lingkungan di wana wisata gunung Bunder KPH Bogor
Abstract
Kegiatan rekreasi di alam terbuka cenderung lebih disukai oleh pengunjung karena selain murah, juga memberikan kesan yang segar, sehat dan alam, (Clawson dan Knetsch, 1969). Dalam waktu yang relatif pendek dan terbatas pengunjung mengharapkan banyak obyek yang dapat dikunjunginya sehingga perlu disusun suatu perencanaan interpretasi mengenai obyek-obyek wisata dengan segala fasilitasnya yang dibutuhkan oleh pengunjung.
Kegiatan interpretasi merupakan kombinasi dari pelayanan informasi, pemanduan, pendidikan, hiburan, inspirasi dan promosi (Dirjen PHPA, 1988).
Penelitian ini dilaksanakan di Wana Wisata Gunung Bunder (WWGB) dengan tujuan untuk menyusun perencanaan interpretasi lingkungan di WWGB KPH Bogor. Data yang diambil terdiri dari pengunjung, sumberdaya alam, fenomena alam yang menarik pengunjung, lokasi kegiatan interpretasi. jalur interpretasi, fasilitas pendukung perencanaan interpretasi, pengelolaan kawasan, keadaan umum lokasi, dan sosial budaya masyarakat sekitar. Metode pengumpulan data dilaksanakan melalui pengamatan langsung di lapangan, wawancara dengan pengunjung, wawancara dengan pengelola. wawancara dengan masyarakat sekitar dan studi literatur. Sedangkan data yang dianalisis meliputi potensi / obyek, pengunjung, fasilitas dan jalur interpretasi.
Obyek interpretasi yang direncanakan berdasarkan hasi! pilihan pengunjung terdiri dari: Bumi perkemahan (Buper), Kawah Ratu, Kawah Mati I dan II, Situ Sanghyang, Batu Hitam, Panorama Lokapurna, Curug Ngumpet, Curug Cihurang, Panorama Gunung Salak, Kampung Sinar Wangi. Curug Ciampea dan Cipatat, Makam Mbah Kabayan, Kesenian tradisional dan Adat-istiadat masyarakat sekitar.
Pada umumnya pengunjung WWGB tergolong usia muda (12-20 tahun 42% dan 21-45 tahun 52%) dengan tingkat pendidikan pelajar dan mahasiswa serta sebagian besar laki-laki (80%). Tujuan mereka datang sebagian besar untuk berkemah, melihat Kawah Ratu dan menikmati keindahan alam.
Jalur interpretasi yang direncanakan terdiri dari: Buper-Kawah Ratu, Buper-Curug Ciampea
dan Pintu Gerbang-Kawah Ratu. Sedangkan fasilitas interpretasi yang ada saat ini masih kurang. Perencanaan interpretasi yang disusun di WWGB terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: Satuan
unit interpretasi, rencana kegiatan dan rencana penugasan. ...