Pendugaan erosi dan aliran permukaan dengan menggunakan model answers di Sub DAS Cibangban KPH Tasikmalaya PT. Perhutani Unit III Jawa Barat
Abstract
Penebangan hutan yang tidak terkendali, perladangan yang berpindah-pindah, pembangunan rumah/vila di daerah resapan air dan penggunaan lahan yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air dapat mempercepat proses degradasi lahan. Degradasi mutu sumberdaya lahan dapat dilihat dari besarnya laju erosi, sedimentasi, aliran permukaan dan fluktuasi debit. Upaya rehabilitasi lahan telah banyak dilakukan, namun hasilnya belum memuaskan. Hal ini karena sulitnya menentukan upaya rehabilitasi yang efektif dan efisien untuk suatu DAS serta besarnya biaya yang diperlukan. Untuk mengatasi kendala tersebut para pakar hidrologi DAS telah banyak melakukan penelitian penggunaan model simulasi sebagai pendekatan sistem dari suatu DAS. Salah satunya adalah model ANSWERS (Areal Nonpoint Source Watershed Environment Response Simulation).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memprediksi erosi dan aliran permukaan yang terjadi di Sub DAS Cibangban dengan menggunakan model ANSWERS. Selain itu juga untuk mensimulasikan perubahan tata guna lahan dalam hal ini konversi hutan pada Sub DAS Cibangban dengan model ANSWERS sehingga diperoleh tata guna lahan yang ideal untuk Sub DAS Cibangban.
Hasil kalibrasi hidrograf model dengan pengukuran menghasilkan kurva hidrograf yang menunjukan pola yang hampir sama. Hal ini diperoleh dengan mengestimasi parameter model dalam kalibrasinya, yaitu laju infiltrasi konstan (FC) dan selisih laju infiltrasi maksimum dengan laju infiltrasi konstan (A). Pengujian hasil kalibrasi dengan nilai koefisien deterministik menghasilkan nilai 0,73 dan uji statistik dengan keputusan bahwa hasil model tidak berbeda nyata dengan hasil pengukuran.
Hasil keluaran model untuk kejadian hujan tanggal 12 Maret 2002 sebesar 86,9 mm menghasilkan kehilangan tanah rata-rata (erosi) sebesar 38 kg/ha, volume runoff sebesar 2,029 mm, nilai laju erosi maksimum 389 kg/ha dan nilai laju pengendapan maksimum 124 kg/ha.
Pada analisa sensitivitas model yang merupakan perhitungan sensitivitas keluaran model terhadap perubahan nilai parameter model 10% lebih kecil dan lebih besar dari nilai awal. Parameter yang sensitif terhadap kehilangan tanah rata-rata adalah parameter laju infiltrasi konstan (FC), koefisien kekasaran permukaan (RC), kelembaban tanah (ASM), faktor tanaman dan pengelolaannya (C), selisih laju infiltrasi maksimum dengan laju infiltrasi konstan (A) dan eksponen infiltrasi (P). Sedangkan parameter yang paling sensitif terhadap besarnya limpasan dan puncak hidrograf adalah parameter laju infiltrasi konstan (FC), koefisien kekasaran permukaan (RC), kelembaban tanah (ASM), selisih laju infiltrasi maksimum dengan laju infiltrasi konstan (A) dan eksponen infiltrasi (P).
Simulasi dilakukan dengan mempertahankan penutupan lahan bagian hulu DAS berupa huta alam dan merubah penutupan lahan lainnya menjadi pinus, hutan alam, padi, padang rumput da campuran. Hasil simulasi menunjukan bahwa pada skenario 2 (hutan alam) memberikan prediksi eros dan limpasan terkecil, yaitu 10 kg/ha dan 1,712 mm. Pada skenario ini vegetasi/hutan alam cuku efektif dalam mengendalikan erosi dan aliran permukaan/limpasan. Tajuk pohon mampu meredar energi kinetik dari butiran hujan yang merupakan penyebab penting terjadinya erosi. Air hujan yan jatuh diintersepsi dan diserap oleh pohon sehingga energi yang sampai ditanah kecil dan alira permukaan /limpasan yang timbulpun sedikit.
Berdasarkan hasil simulasi dengan perbedaan jenis vegetasi diketahui bahwa nilai eros terkecil secara berurutan dihasilkan oleh vegetasi adalah hutan alam pinus padang rumput campuran < padi. Sedangkan limpasan terkecil secara berurutan dihasilkan oleh vegetasi adala hutan alam < pinus campuran padang rumput padi. Bila dilihat dari hasil skenario yan dijalankan dalam simulasi, penggunaan lahan yang terbaik di Sub DAS Cibangban untuk tata all adalah hutan alam.
Collections
- UT - Forest Management [2977]