Show simple item record

dc.contributor.advisorWahyudi, Imam
dc.contributor.authorIrawan, Rudi
dc.date.accessioned2024-02-28T01:26:31Z
dc.date.available2024-02-28T01:26:31Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140236
dc.description.abstractPengawetan kayu adalah proses memasukan bahan pengawet beracun terhadap organisme perusak kayu agar kayu menjadi tahan. Pada umumnya, bahan pengawet yang digunakan adalah bahan-bahan kimia yang tidak hanya berdampak negatif terhadap organisme perusak, tetapi juga terhadap manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, perlu dicari bahan-bahan lain sebagai pengganti bahan pengawet konvensional. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan tumbuhan yang Berpotensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi tanaman suren Toona sureni), sirsak (Annona muricata) dan kacang babi (Vicia faba) sebagai bahan pengawet alami kayu ramah lingkungan. Pengujian dilakukan secara laboratorium selama 3 minggu terhadap rayap tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren) menggunakan prosedur JIS K 1571-2004 yang dimodifikasi. (Ins Bahan utama yang digunakan adalah daun suren, daun sirsak dan daun Kacang babi dari Blok Taman Baru, Desa Sunia, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, cellulospad sebagai umpan dan rayap tanah Coptotermes curvignathus Holmgren). Serbuk daun diekstraksi dengan metode sokhletasi secara terpisah dan bertingkat menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, aseton dan metanol. Ekstrak yang dihasilkan lalu dijadikan larutan dengan Konsentrasi 2% dan 4%. Proses pengawetan dilakukan secara sederhana dengan menjenuhkan cellulospad. Respon yang diukur adalah mortalitas rayap dan persentase kehilangan berat cellulospad. Analisis data menggunakan rancangan acak lengkap faktorial tiga faktor (jenis daun, jenis pelarut dan konsentrasi), masing-masing dengan tiga ulangan. Untuk mengetahui bahan aktif yang ada, dilakukan juga uji fitokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun suren memiliki kadar zat ekstraktif yang tertinggi (36,63%), sedangkan daun kacang babi paling rendah (24,85%). Total zat ekstraktif daun sirsak sebesar 30,74%. Zat ekstraktif yang terkandung didalam ketiga jenis daun yang diteliti didominasi oleh zat-zat yang bersifat semi polar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jenis daun tidak pengaruh secara signifikan. Ini membuktikan bahwa kandungan bahan aktif yang terdapat pada ketiga jenis daun relatif sama. Uji fitokimia mendukung hasil tersebut. Bahan aktif yang ada terdiri dari alkaloid, flavanoid, fenolik, steroid, triterpenoid, tanin, saponin dan glikosida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya jenis pelarut yang berpengaruh terhadap mortalitas rayap dan persentase kehilangan berat cellulospad. Pengaruh Jenis pelarut tersebut bervariasi. Secara umum, n-heksan merupakan pelarut pengekstraksi yang paling cocok. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ekstrak ketiga jenis daun yang diteliti mampu meningkatkan mortalitas rayap dan menurunkan persentase kehilangan berat cellulospad. Ini menandakan bahwa Ketiga bahan tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan pengawet kayu ramah lingkungan untuk mengendalikan serangan rayap tanah…id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForestryid
dc.subject.ddcForestry Productsid
dc.subject.ddcBogorid
dc.subject.ddcJawa Baratid
dc.titlePotensi Daun Suren, Sirsak dan Kacang Babi Sebagai Bahan Pengawet Kayu Ramah Lingkunganid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordBio-Preservativeid
dc.subject.keywordToona sureniid
dc.subject.keywordAnnona muricataid
dc.subject.keywordVicia fabaid
dc.subject.keywordSubterranean termiteid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record