Beberapa penyebab keterlambatan timbulnya kembali berahi setelah beranak pada sapi perah di Kecamatan Cisaat, Kabupaten sukabumi Jawa Barat
View/ Open
Date
1990Author
Suryani, Tatik
Djojosoedarmo, Suharto
Noordin, Muchidin
Metadata
Show full item recordAbstract
Study Kasus dilakukan di Kecamatan Cisaat, dari bulan Juli 1989 sampai dengan Januari 1990. Metode yang digunakan adalah wawancara/kuesioner dengan peternak sampel, inseminator, pengamatan lapang (survai), palpasi parectal, data-data laporan dari Dinas Peternakan Sukabumi, KUD Cisaat, dan Pemerintah Daerah Kecamatan Cisaat.
Lokasi peternakan rakyat dengan ketinggian 450-650 mеter di atas permukaan air laut, curah hujan 4000-4500 mm/th, suhu udara 20-30°C, kelembaban 85-95 prosen.
Pendidikan formal peternak sebagian besar yaitu 66.67. prosen lulusan Sekolah Dasar, sedangkan pendidikan non formal tentang persapiperahan diperoleh melalui kursus sebelum penerimaan kredit sapi perah. Semua peternak dengan pengalaman beternak mulai tahun 1981.
Pemberian pakan berupa hijauan yang cukup memenuhi kebutuhan energi sapi dilakukan oleh 90 prosen peternak, konsentrat dan dedak halus yang cukup memadai dilakukan oleh 6.67 prosen peternak, dan mineral dilakukan oleh 63.34 prosen peternak. Pengadaan konsentrat, dedak halus dan mineral oleh KUD sehingga jenisnya seragam.