| dc.description.abstract | Lahan kering yang potensial untuk tanaman pangan (lereng ≤15%) di Indonesia hanya ada 34.6 juta hektar. Lahan kering tersebut umumnya mempunyai kandungan Al yang tinggi dan ketersediaan hara yang rendah, serta peka terhadap erosi, sehingga dalam pengelolaannya memerlukan usaha yang intensif. Usaha intensifikasi ini jika dilakukan tanpa memperhatikan kaidah konservasi tanah dan air yang tepat dapat merusakkan tanah secara cepat. Hal ini disebabkan adanya penurunan kan- dungan bahan organik yang akhirnya mengakibatkan menurunnya kualitas sifat fisik tanah. Upaya perbaikan tanah dengan cara penambahan bahan organik melalui pemakaian kompos, pupuk kandang, dan mulsa konvensional dianggap kurang praktis oleh petani. Pemanfaatan sisa tanaman sebagai mulsa vertikal merupakan upaya pengembalian bahan organik tanah yang efisien dan efektif, namun belum banyak diketahui dan dipraktekkan oleh para petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas sisa tanaman yang digunakan sebagai mulsa vertikal dengan jarak alur yang berbeda dibandingkan dengan mulsa konvensional dan teras gulud terhadap beberapa sifat fisik tanah yang rusak akibat terjadinya aliran permukan dan erosi selama satu musim tanam kacang tanah (Arachis hypogaea L.) pada tanah Oxic Dystropept Darmaga, Bogor.
Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Jurusan Tanah, Faperta, IPB di Darmaga dengan kemiringan lereng 14.5% dan berlangsung dari 13 Desember 1992 sampai 15 Maret 1993. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu teras gulud ..dst | id |
