Show simple item record

dc.contributor.advisorDamayanti, Tri Asmira
dc.contributor.advisorMubarik, Nisa Rachmania
dc.contributor.authorPardede, Hendra
dc.date.accessioned2024-02-23T00:52:46Z
dc.date.available2024-02-23T00:52:46Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139693
dc.description.abstractDelapan isolat rhizobakteri dievaluasi kemampuannya dalam memicu pertumbuhan dan proteksi cabai terhadap Tobacco Mosaic Tobamovirus (TMV). Adapun isolat-isolat tersebut ialah 1-1, 1-6, 1-8, 1-16, 1-25, 1-35, 11-5, dan 11-10 yang diisolasi dari tanah perakaran tanaman cabai sehat. ミ Evaluasi kemampuan dalam memicu pertumbuhan tanaman dilakukan dengan perlakuan benih (seed treatment) dan kemampuan isolat dalam menginduksi ketahanan sistemik tanaman dilakukan dengan menginokulasi TMV secara mekanik pada tanaman yang diberi perlakuan rhizobakteri pada umur 2 minggu setelah tanaman (MST). Parameter yang diamati ialah tinggi tanaman, bobot basah tanaman cabai, jumlah bunga, kejadian dan keparahan penyakit, serta akumulasi protein virus. Semua perlakuan rhizobakteri tidak menunjukkan perbedaan nyata dalam memicu laju perkecambahan, tetapi pertumbuhan tanaman yang diberi perlakuan rhizobakteri menunjukkan vigoritas yang lebih baik dibandingkan kontrol. Perbedaan nyata terlihat pada tinggi tanaman, bobot basah, jumlah bunga, dan keparahan penyakit setelah tanaman diinokulasi TMV. Tanaman yang diberi perlakuan isolat 1-6, 1-16, dan 1-35 secara konstan berbeda nyata pada karakter tinggi dibandingkan kontrol pada pengamatan 4 MST, 6 MST, dan 10 MST. Jumlah bunga perlakuan isolat yang diinokulasi TMV menunjukkan bahwa tanaman dengan perlakuan isolat 1-35 dan II-5 berbeda nyata lebih banyak dibandingkan kontrol. Sedangkan bobot basah tanaman yang diinokulasi TMV di akhir percobaan menunjukkan bahwa tanaman yang diberi perlakuan isolat 1-35 secara nyata lebih berat dibandingkan tanaman kontrol ataupun tanaman yang diberi perlakuan isolat rhizobakteri lainnya. Perlakuan rhizobakteri mampu menurunkan kejadian penyakit menjadi 66,67% pada perlakuan 1-6, 1-16, dan 1-35, sementara perlakuan rhizobakteri lainnya tidak menurunkan kejadian penyakit. Namun semua perlakuan rhizobakteri menunjukkan keparahan penyakit yang lebih rendah dibandingkan kontrol dan lebih rendah secara nyata untuk tanaman yang diberi perlakuan isolat 1-6, 1-16, dan 1-35 yang ditunjukkan dengan gejala mosaik yang milder, bahkan beberapa tanaman tidak bergejala. Akumulasi protein virus lebih tinggi pada 2 minggu setelah inokulasi (MSI) dan menurun pada 4 MSI, namun tidak ada perbedaan yang nyata dengan kontrol.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcCabai keritingid
dc.subject.ddcInfeksi tobacco mosaic tobamovirusid
dc.titlePenggunaan rhizobakteri untuk proteksi cabai keriting TM-999 dari infeksi tobacco mosaic tobamovirusid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record