Show simple item record

dc.contributor.advisorAchjadi, R. Kurnia
dc.contributor.authorSoekotjo SK, M.
dc.date.accessioned2024-02-23T00:36:21Z
dc.date.available2024-02-23T00:36:21Z
dc.date.issued1989
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139684
dc.description.abstractTerjadinya konflik kepentingan antara perlunya pemba- ngunan dan pengembangan pemukiman transmigrasi dengan habitat gajah Sumatera sebetulnya muncul dalam rangka pembangunan. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 4 tahun 1982, pembangunan nasional telah dicanangkan sebagai pemba- ngunan yang berwawasan lingkungan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pola reproduksi gajah. Dengan mengetahui pola reproduksi gajah akan bermanfaat dalam mengatur jumlah populasi gajah tersebut. Pola reproduksi gajah diuraikan secara singkat, yang mencakup mengenai organ reproduksi jantan, organ reproduk- si betina, phenomena "musth", siklus reproduksi, kebunting- an dan pemeliharaan anak. Sistem reproduksi gajah jantan berbeda dengan sistem reproduksi mammalia pada umumnya. Testis tidak diturunkan ke dalam scrotum (Fowler, 1978; Eltringham, 1982), tetapi tertinggal di dalam abdomen. Spermatozoa gajah sama dengan pada kuda (Short et al., 1967, dikutip Eltringham, 1982). Mereka disimpan terutama di ductus Wolfii. Testis gajah tidak mempunyai epididymis yang nyata seperti yang ditemukan pada kebanyakan mammalia. Saluran reproduksi gajah betina memiliki kesesuaian dengan yang terdapat pada mammalia pada umumnya. Pada bagian muka yang paling banyak membedakan dari ovarium adalah adanya korpus luteum yang tidak mengalami regresi setelah bunting, seperti pada mammalia lainnya, tetapi bergabung mengadakan akumulasi dalam ovarium. Korpus luteum juga sa- tu-satunya yang tidak memproduksi hormon progesteron, didu- ga terdapat hormon penggantinya (Eltringham, 1982; Short dan Buss, 1965). Vagina terpisah dari vulva oleh saluran urogenital yang rata-rata panjangnya antara 40 - 100 cm pada gajah be- tina dewasa (Eltringham, 1982). Vulva menempati posisi se- perti penis pada hewan jantan dan terpisah dari anus, tidak seperti hewan berkaki empat lainnya (Gale, 1974). "Musth" adalah sebuah phenomena alam yang berlangsung setahun sekali pada seekor gajah jantan yang telah dewasa, antara umur 20 - 25 tahun. Pada saat ini, gajah jantan me- ngeluarkan cairan minyak dari kelenjar temporal, agak ken- tal, warna kegelapan dan berbau merangsang (Gale, 1974)…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPola reproduksi gajahid
dc.titlePola reproduksi gajahid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record