Status dan Keanekaragaman Jenis Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) di Bawah Tegakan Kebun Benih Klonal (Kbk) Jati (Tectona Grandis L. F.) Padangan
Abstract
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa cendawan mikoriza arbuskula (CMA) dapat meningkatkan pertumbuhan anakan jati di persemaian. Namun demikian CMA yang berasosiasi dengan jati di lapangan belum pemah di teliti. Perbedaan sile dan Rhizosfer menyebabkan perbedaan keanekaragaman spesies dan populasi cendawan mikoriza arbuskula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status dan keanekaragaman jenis cendawan mikoriza arbuskula di bawah tegakan Kebun Benih Klonal (KBK) jati (Tectona grandis L.f.) Padangan, juga untuk melihat tampakan tanaman jati, dan mempelajari kemungkinan hubungan antara CMA dengan tampakan tanaman. Diharapkan informasi keanekaragaman CMA di bawah tegakan KBKjati dapat digunakan untuk mengembangkan teknologi mikoriza pada tan am an jati. Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret - Juni 2000 (± 4 bulan). Pengambilan eontoh tanah dan akar tanaman, pengukuran diameter dan tinggi dilakukan di KBK Padangan, sedangkan identifikasi CMA dan observasi kolonisasi CMA pada akar tanaman dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Bioteknologi IPB. Untuk analisa tanah dilakukan di BIOTROP. Analisis data untukjumlah spora, infeksi CMA pada akar tanaman (%) dan pertumbuhan klon jati menggunakan Raneangan Acak Lengkap (RAL) dengan 10 periakuan. Sedangkan untuk melihat keanekaragaman spora, dilakukan dengan eara menghitung indeks keanekaragaman Shannon-Weiner. Di bawah tegakan jati (Tectona grandis) keanekaragaman CMA tinggi, dapat dilihat dengan ditemukannya 13 tipe morfologi spora yang dapat dikelompokkan kedalam 3 genus, yaitu genus Glomus, Scleroeystis dan Aeaulospora. Diantara ketiga genus ini genus Glomus dan genus Sclerocystis yang paling mendominasi, sedangkan genus Acaulospora hanya ditemukan pada 4 site dari 10 site yang diamati. Penyebaran genus CMA dan populasi spora sangat dipengaruhi oleh site. Hal ini diketahui dari komposisi genus CMA dan populasi spora yang berbeda pad a setiap site. Pada setiap sile jumlah spora CMA mempunyai keeendrungan naik turun (oei/alory). Cendawan mikoriza arbuskula masih ditemukan pada tanaman jati umur 17 tahun (site 10), yaitu dengan infeksi sebesar 79.7% . Hal ini menunjukkan bahwa asosiasi mikoriza arbuskula memiliki peran yang sangat penting pada akar tanaman jati. Kandungan pH tanah, P tersedia dan tekstur tanah (pasir, debu dan liat) di lokasi penelitian tidak mempengaruhi keanekaragaman spora, jumlah spora dan infeksi CMA pada akar tanaman jati. Keragaman diameter tanaman klon jati tidak dipengaruhi oleh site, sedangkan keragaman tinggi tanaman klon jati dipengaruhi oleh sile. Keanekaragaman spora, jumlah spora dan infeksi CMA pada akar tidak berkorelasi dengan keragaman diameter dan keragaman tinggi tanaman klan jati diatasnya, hal ini terlihat dari nilai korelasinya yang kecil. Kesimpuian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah. I) Hasil identifikasi spora CMA di bawah tegakan KBK jati Padangan menunjukkan adanya 3 genus CMA, yaitu Glomus, Sclerocystis dan Acaulospora. 2) Penyebaran spora CMA dan tinggi tanaman jati di KBK Padangan dipengaruhi oleh site. 3) Keanekaragaman jenis CMA, jumlah spora dan infeksi CMA pada akar tidak dipengaruhi keragaman tinggi dan diameter tanaman jati.
Collections
- UT - Forest Management [2836]