Show simple item record

dc.contributor.advisorHariadi
dc.contributor.advisorDarusman, Dudung
dc.contributor.authorSigit, Mubarak N. Alamsyah
dc.date.accessioned2024-02-20T03:33:23Z
dc.date.available2024-02-20T03:33:23Z
dc.date.issued1992
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139101
dc.description.abstractKelas perusahaan pinus mempunyai ciri khusus, yakni pemungutan hasil berupa getah dan kayunya bersama-sama dalam areal tertentu. Getah pinus yang diolah menjadi gondorukem dan terpentin, yang sementara ini secara finansial mempunyai nilai lebih besar dibandingkan hasil kayunya. Dalam penentuan harga jual, biaya produksi memegang peranan yang penting sesuai dengan asumsi umum yaitu untuk mendapatkan keuntungan, maka biaya produksi harus lebih kecil dari harga jual suatu produk. Dalam upaya menekan biaya produksi, perlu diambil langkah-langkah efisiensi biaya agar tercapai tujuan pengembangan produksi gondoru- kem dan terpentin. Pembentuk biaya produksi yang berpengaruh secara men- dasar adalah biaya pengadaan bahan baku, karena faktor bahan baku dalam pemakaian proporsi biaya produksi bisa mencapai 60% (ILO, 1979). Di Perum Perhutani Unit II Jawa Timur terdapat dua pabrik gondorukem dan terpentin, yaitu PGT Garahan di Jember dan PGT Sukun di Ponorogo. Yang menjadi persoalan saat ini adalah meningkatnya harga BBM, sehingga biaya pengangkutan getah pinus dari KPH-KPH pemasok getah pinus menjadi semakin tinggi. Pasokan bahan baku getah pinus dari KPH Kediri ke Pabrik Gondorukem dan Terpentin Garahan secara finansial tidak feasible, karena jarak angkutnya cukup jauh (384.1 km), otomatis porsi biaya menjadi lebih tinggi dan produktivitas menjadi rendah. i Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu keputusan atau kebijaksanaan dalam penentuan sumber penyuplai getah pinus yang memiliki biaya pengangkutan yang feasible hasil dari optimasi pengangkutan getah pinus dengan menggunakan program linier. Manfaat lain yaitu hasil dari optimasi pengangkutan tersebut dapat dipergunakan dalam rangka peningkatan produktiivitas kerja penyadapan. Realisasi produksi getah pinus yang dihasilkan oleh sepuluh KPH pemasok (KPH Kediri, KPH Blitar, KPH Malang, KPH Pasuruan, KPH Probolinggo, KPH Jember, KPH Bondowoso, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara dan KPH Banyuwangi Barat) pada tahun 1991 sebesar 16.993,0 ton dan tahun 1992 (produksi sampai bulan Juni) sebesar 10.010,3 ton…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcOptimasi pengangkutan getah pinus ke pabrik Gondorukem dan Terpentin Garahan Jemberid
dc.subject.ddcJawa Timurid
dc.titleOptimasi pengangkutan getah pinus ke pabrik Gondorukem dan Terpentin Garahan Jember - Jawa Timurid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record