Show simple item record

dc.contributor.authorSiringoringo, Farida D.
dc.date.accessioned2010-05-06T07:20:42Z
dc.date.available2010-05-06T07:20:42Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/13892
dc.description.abstractSesuai dengan perkembangan industri pulp dan keltas di Indonesia maka kebutuhan akan bahan baku berselulosa pun semakin meningkat. Dengan demikian, untuk tetap mendukung perkembangan industri pulp dan kertas di Indonesia maka perlu ditelusuri jenis bahan baku lain yang dapat menghasilkan pulp dengan kualitas yang diharapkan. Tanaman abaka (Mllsa lextilis Nee) sebagai salah satu jenis tanaman penghasil serat panjang berkualitas tinggi merupakan salah satu altelnatif bahan baku pulp dan kertas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rendemen dan sifat pulp abaka asal Bogar yang didekOltikasi mesin dan diolah dengan proses soda dan NSSC (Neutral Sulfit Semi Chemical). Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam penentuan jenis plasma nutfah abaka Indonesia yang unggul sebagai bahan baku pulp serat panjang dan penentuan proses pulping yang mudah dan murah untuk diterapkan dalam industri skala kecil dan menengah. Proses pemasakan serat yang dilakukan terhadap abaka asal Bogar dengan nomor koleksi 34 dan 35 adalah proses soda, sedangkan untuk nomor koleksi 9, 37, dan 41 diolah dengan proses NSSC. Sifat-sifat puip yang diamati adalah rendemen pemasakan, bilangan permanganat, sifat fisik Iembaran yang meliputi ketahanan sobek, ketahanan tarik, ketahanan retak, ketahanan lipat, dan sifat optik yang terdiri dari derajat putih dan opasitas cetak Iembaran. Data yang diperoleh akan dibandingkan dengan data hasil penelitian terdahulu oleh Allia (200!) dan standar yang ada. Serat abaka nomor koleksi 34 dan 35 yang didekOltikasi mesin dan diolah dengan proses soda menghasilkan rendemen total pemasakan pulp yang Iebih tinggi, yaitu sebesar 65,57% dan 67,53% dibandingkan dengan abaka yang didekOltikasi manual yaitu sebesar 54,5% dan 61,27%. Bilangan pelTnanganat pulp abaka asal Bogar yang didekOltikasi mesin Iebih tinggi. yaitu sebesar 18,95% dan 20,35% dibandingkan dengan abaka yang didekortikasi manual, yaitu sebesar 14,05% dan 19,20%. Pulp abaka asal Bogar yang didekortikasi manual maupun mesin memiliki kekuatan sobek, retak, dan tarik yang hampir 5ama, kecuali abaka dengan nomor ko!eksi 35 yang didekorlikasi mesin memiliki i!1deks sobek yang re!1dah dibandingkan dengan abaka yang didekortikasi manual. Kekuatan sobek pulp abaka asal Bogar yang didekOltikasi manual dan abaka dengan nomoI' koleksi 34 yang didekortikasi mesin memenuhi standar pulp abaka komersial dan Standar Industri Indonesia (SII), dengan nilai masing-masing sebesar 15,69 Nm2/kg dan 9,0 Nm2/kg. Nanllm berbeda dengan kekuatan sobek, kekuatan retak dan tarik pulp abaka asal Bogar yang didekortikasi manual dan mesin hanya memenubi Standar Industri Indonesia (SII), dengan nilai 4,50 Nm/kg dan 60 Nmlg. Ketahanan lipat pulp abaka asal Bogar yang didekOltikasi mesin sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan abaka yang didekOltikasi manual. Ketahanan lipat pulp abaka asal Bogar yang didekOItikasi mesin dan abaka nomor koleksi 35 yang didekortikasi manual memenuhi standar pulp abaka komersial sebesar 1750 kali. Derajat putih lembaran pulp abaka asal Bogar yang didekortikasi mesin hampir sarna, berkisar pada nilai 16'GE. Berbeda dengan pulp abaka asal Bogor yang didekOliikasi manual, derajat putih pulp abaka 34 lebih tinggi dibandingkan dengan pulp abaka 35. Opasiias lembaran pulp abaka asal Bogar yang didekortikasi manual dan mesin pada derajat giling 45'SR berkisar antara 94% dan 99%. Abaka asal Bogar yang diolah dengan proses NSSC menghasilkan rendemen total rata-rata pemasakan yang hampir sama dengan abaka asal Malang, yaitu dengan nilai di atas 70%. Berbeda dengan rendemen, bilangan pennanganat pulp abaka asal Bogar lebih tinggi bila dibandingkan dengan abaka asal Malang yang diolah dengan proses NSSC dan perlakuan pemasakan yang sama. Lembaran pulp abaka asal Bogar dengan derajat giling 45'SR memiliki kekuatan sobek yang lebih rendah dibandingkan dengan abaka asal Malang. Kekuatan sobek lembaran pulp abaka asal Bogar dan Malang yang diolah dengan proses NSSC memenuhi Standar Industri Indonesia, yaitu sebesar 9,0 Nm'/kg. Seperti halnya kekuatan sobek, kekuatan retak dan tarik lembaran pulp abaka asal Bogar dan Malang pada derajat giling 45°SR memenuhi Standar Industri Indonesia (SIll, yaitu dengan kekuatan retak sebesar 4,5 Nmlkg dan kekuatan tarik sebesar 60 Nm/g. Ketahanan Iipat lembaran pulp abaka asal Bogar dan Malang pada derajat giling 45'SR dan diolah dengan proses NSSC memenubi standar pulp komersial sebesar 1750, kecuali lembaran pulp abaka asal Bogar yang diolah dengan perlakuan konsentrasi natrimn sulfit 12%, dimana ketahanan Iipat lembarannya hanya sebesar 1660. Derajat putih lembaran pulp abaka asal Bogar yang diolah dengan proses NSSC berkisar ant"'a 28-58 'GE. Lembaran pulp abaka asal Malang yang diolah dengan proses yang sama memiliki derajat putih dengan kisaran 32-48 'GE. Secara umwn opasitas lembaran pulp abaka asal Bogar pada derajat giling 45'SR sedikit lebih rendah dari opasitas lembaran pulp abaka asal Malang. Perlakuan pemasakan abaka asal Bogar dengan konsentrasi Na,SO, 12% menghasilkan pulp dengan rendemen sebesar 72,40%. Peningkatan konsentrasi Na,SO, menjadi 14% menurunkan rendemen pemasakan menjadi 71 ,89%. Demikian habya dengan peningkatan waktu pemasakan dari 2,5 jam menjadi 3,5 jam menurunkan rendemen pemasakan menjadi sebesar 70,04%. Peningkatan konsentrasi Na,SO, dari 12% menjadi 14% dalmn pengolahan pulp abaka asal Bogar menurunkan bilangan pennanganat, yaitu dari 16,10 menjadi 12,50. Pada pemasakan dengan konsentrasi Na2S0J 14%, peningkatan waktu pemasakan abaka asal Bogar meningkatkan kekuatan sobek lembaran pulp dengan derajat giling 45°SR. Perlakuan pemasakan abaka asal Bogar dengan konsentrasi Na,SO, 14% dan waktu pemasakan 2,5 jam menghasilkan pulp dengan kekuatan retak, kekuatan tarik, dan ketahanan lipat lembaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi Na,SO, 12% dan waktu pemasakan yang sama. Pada pemasakan abaka asal Bogar dengan konsentrasi Na,SO, 14%, peningkatan waktu pemasakan dari 2,5 jam menjadi 3,5 jam menurnnkan kekuatan retak, kekuatan tarik, dan ketahanan lipat lemb.ran pulp, masing-masing menjadi sebesar 5,93 NmJkg, 69,11 Nmlg, dan 2284, tetapi masih memenuhi Standar Industri Indonesia (SIll, yaitu sebesar 4,50 NmJkg dan 60 Nmlg. Pulp abaka asal Bogar yang diolah dengan proses NSSC dengan perlakuan konsentrasi Na,SO, 14% dan waktu pemasakan 2,5 jam memiliki derajat putih tertinggi sebesar 57,65°GB, jauh di atas derajat putih lembaran pulp dengan perlakuan konsentrasi Na,SO, 12% dan wak!u pemasakan yang sama sebesar 28,7°GB . Berlawanan dengan derajat putih, peningkatan konsentrasi Na,SO, dari 12% menjadi 14% menUIunkan opasitas cetak lembaran pulp abaka asal Bogar dari 82,6% menjadi 67,8%. Namun, peningkatan waktu pemasakan abaka asal Bogar pada perlakuan konsentrasi Na,SO, 14% meningkatkan opasitas lembaran. Dad hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa abaka yang didekOItikasi mesin menghasilkan rendemen pemasakan yang lebih tinggi dibandingkan dengan abaka yang didekortikasi manual, tetapi sifat fisik dan optik pulpnya hampir sama. Abaka asal Bogar menghasilkan pulp dengan rendemen yang hampir sama dengan abaka asal Malang yang diolah dengan proses NSSC, tetapi bilangan pelmanganat pulp abaka asal Bogar lebih tinggi dibandingkan dengan bilangan pennanganat pulp abaka asal Malang. Pada proses dan perlakuan yang sama, abaka asal Bogar menghasilkan pulp dengan kekuatan retak, kekuatan tarik, ketahanan lipat, derajat putih, dan opasitas cetak yang hampir sama dengan abaka asal Malang. Kekuatan sobek abaka asal Bogar lebih rendah dibandingkan dengan abaka asal Malang. Pada proses NSSC, perlakuan konsemrasi Na,SO, 14% d~n waktu pemasakan 2,5 jam menghasilkan pulp dengan bilangan pennanganat terendah dan sifat fisik serta optik yang lebih baik. Pada perlakuan konsentrasi Na,SO, 14%, peningkatan waktu pemasakan menjadi 3,5 jam akan menurunkan rendemen, kekuatan retak, kekuatan tarik, ketahanan lipat, dan derajat putih akan tetapi meningkatkan bilangan pennanganat, kekuatan sobek, dan opasitas cetak pulp.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleSifat Pulp Abaka (Musa textilis Nee) Asal Bogor pada Proses Soda dan Semikimiaid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record