Estimasi kebutuhan hutan kota menggunakan citra Ikonos dan sistem informasi geografis(SIG) : studi kasus di Kota Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Utara
Abstract
Pembangunan lingkungan perkotaan yang telah dan sedang dilakukan saat ini telah menimbulkan berbagai dampak negatif yang pada akhimya dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Hal ini ditandai dengan sermakin banyaknya bermunculan masalah lingkungan di perkotaan seperti peningkatan suhu dan tingkat polusi udara yang berakibat kepada semakin berkurangnya produksi oksigen (O2) dan berlimpahnya produksi karbondioksida (CO₂). Karbondioksida (CO₂) merupakan salah satu unsur gas rumah kaca (GRK) terpenting penyebab terjadinya pemanasan global (global warming). Dibandingkan dengan gas-gas yang lain, CO₂ memberikan kontribusi terbesar terhadap terjadinya efek rumah kaca yaitu sebesar 50%, disusul CFC sebesar 17%, CH, sebesar 13%, O, sebesar 7% dan N₂O sebesar 5%. Waktu tinggal CO₂ merupakan yang paling lama di atmosfer dibandingkan dengan gas-gas yang lain yaitu selama 50-200 tahun. Makin panjang waktu tinggal gas di atmosfer, makin efektif pula pengaruhnya terhadap kenaikan suhu (Prihanto el al., 1999). Sumbangan utama manusia terhadap jumlah karbondioksida dalam atmosfer berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, batu bará, dan gas bumi. Konsumen paling besar yang menggunakan bahan bakar tersebut yaitu sektor transportasi (kendaraan bermotor), industri dan aktivitas harian penduduk. Menyadari keadaan tersebut penataan lingkungan perkotaan yang berorientasi wawasan lingkungan menjadi sangat penting. Kehadiran vegetasi sebagai salah satu perwujudan dari hutan kota sangat diperlukan untuk mengimbangi tingkat polusi yang semakin tinggi. Dalam RTRWP 2010, pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan memiliki RTH seluas 9.544 ha atau setara dengan 13,94% dari luas total DKI Jakarta. Sampai dengan akhir tahun 2004, RTH yang sudah ada seluas 6.190 ha atau 9% dari luas DKI (Widyastuti, 2005). Satelit IKONOS merupakan satelit sipil pertama yang menggunakan sensor dengan resolusi spasial tinggi, yaitu: 1 m panchromatic (PAN) dan 4 m multispectral (XS). Oleh karena itu, IKONOS dapat digunakan untuk mengidentifikasi tipe-tipe penutupan vegetasi serta penyebarannya secara lebih detil dan lebih akurat. Jika diintegrasikan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan dipadukan dengan data penunjang lain akan memberikan pengetahuan mengenai luas dan penyebaran hutan kota (ruang terbuka hijau/RTH) serta lokasi-lokasi yang potensial untuk dikembangkan sebagai hutan kota di Kota Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Utara..
Collections
- UT - Forest Management [2977]