Tinjauan imunokimia monoklonal antibodi
Abstract
Brucellosis adalah salah satu penyakit zoonosis yang di- sebabkan oleh Brucella abortus. Penyakit ini terutama menyerang sapi dan menimbulkan kerugian yang cukup besar di bidang peternakan.
Saat ini, hampir semua diagnosa untuk pengendalian brucel- losis dibuat dengan metoda serologis yang didasarkan pada prinsip aglutinasi bakteri. Hasil yang didapat umumnya kurang tepat dan tidak spesifik. Salah satu pendekatan dalam tehnik diagnosa dan pengembangan vaksin untuk brucellosis adalah penggunaan mono- klonal antibodi dengan spesifisitas terhadap antigen permukaan sel.
Monoklonal antibodi dari sel-sel hibrida yang dibuat dengan tehnologi hibridoma memiliki banyak keuntungan yang melebihi antisera/antibodi konvensional dalam lapangan imunokimiawi, ter- utama karena sifat monospesifitasnya. Penting juga diketahui tentang klas dan subklas Ig monoklonal antibodi untuk penilaian hasil suatu fusi.
Dalam mengembangkan monoklonal antibodi B.abortus, pengeta- huan tentang sifat antigenik yang spesifik pada B.abortus sangat diperlukan. Lapisan LPS (lipopolisakarida) pada membran terluar bakteri gram negatip sangat berperanan sebagai faktor antigenic dan karenanya diberi perhatian khusus dalam penyediaan monoklonal antibodi terhadap B. abortus.
Monoklonal antibodi B.abortus diperoleh dari sel-sel hibrida hasil penggabungan sel mieloma mencit penghasil monoklonal antibodi Ig G dengan sel-sel limpa mencit yang telah diimunisasi dengan sel-sel utuh B.abortus. Monoklonal antibodi yang didapatkan dari hasil penggabungan dengan tehnik hibridoma ini, memiliki spesifisitas terhadap antigen permukaan sel B.abortus. Aktivitas antibodi anti Brucella dari hibridoma-hibridoma monoklonal tersebut, diuji menggunakan ELISA, baik reaktivitas maupun spesifisitasnya…dst