Studi Potensi Tumbullan Obat Akar Kuning (Arcangelisia flava (L.) Merr), Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack), Seluang Belum (Luvunga eleutherandra Dalz) dan Gingseng Kalimantan (Psycotria valetonii Hochr) di Areal Kerja HPN PT. Manimbun Djaja (Djajanti Group) Kalimantan Tengah
Abstract
Pengelolaan hutan secara lestari adalah proses pengelolaan hutan untuk mencapai tujuan pengelolaan yang diinginkan secara jelas, yaitu ~iienyangkut produksi hasil dan jasa hutan yang berkesinambungan dengan dampak lingkungan yang minimal. Selatiia ini pernanfaatan liasil liutan masih be~ruliipu pada pelnalienali kayu sebagai produk utama hasil liutan. Padalial hutan merupakan sumberdaya alani yang banyak menyediakan berbagai produk di dala~iuiya. Salali satu hasil hutan non kayu yang dapat dan selalna ini dinianfaatltan masparakat sekitar hutan adalali tumbuhan obat. Beberapa tumbuhan obat yang cukup berpotensi untuk dimaniaatkan adalali akar kuning, pasak butni, seluang belum dan ginseng Kalimantan. Ti~.iuao dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi akar kuning, pasak bulni, seluang brlu~ii dnri ginseng Kalimantan, untuk mengetahui kondisi lisik liabital bet-dasarkan kelerengan dan I<etiiiggian dari pemiokaan laut serta untuk mengetaliui pola penyebaran dan kondisi regenerasinya. I'enclitian ini dilakukan di areal kerja I-IF14 PT. Manimbuti Djaja (DJAJANTI GROUP) dengan loltasi bcrdasarkan 1KL 1V dalani RKT periode tahun 199912000 pada petak pengamatan No. 12 I<. Penga~iibila~dai ta potensi keetnpat jenis di atas dilakukan pada petak pengamatan liutan primer atau tegakan sebeluli~ penebangan secara sensus seluas 100 ha. Untuk pendataan pada petak pengamatnn dibuat jalur pengarnatan lapaiigan dengan panjang jalw 1000 111 dan lebaniya 20 m l:ngan 50 jalur. Kemudian pada setiap jalur peligaliiatan tersebut dibagi ke dalatii petak ukur yang berukuran 20 s 20 111. Dilakukan pengukuan telthadap jenis tersebut yang berada di sebelali dala~ii balas jalur patla setiap petak ukw dengan mengukw diameter dan tinggilpa~ijang batang serta mengukur kelerenyan dan ketinggian di atas pet-niukaanlaut untuk rnengetaliui kondisi fisik habitatnya. Selain itu juga mencatat titik koordinat setiap individu pada masing-masing jellis selta dilakukan pengukuran diameter dan tinggi tutiibuhan penyatigga akar kuning.