Medis konservasi berbasis kesejahteraan hewan : studi kasus pada orangutan di Taman Margasatwa Ragunan

Abstract

Studi kasus ini bertujuan untuk mempelajari implementasi medik konservasi berbasis kesejahteraan hewan pada orangutan di Taman Margasatwa Ragunan (TMR). Metode penilaian dilakukan berdasarkan indikator kesejahteraan hewan menurut standar South East Asian Zoos Association (SEAZA, 1998) dan World Association of Zoos and Aquaria (WAZA, 2003) yang diadaptasi oleh Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI, 2004). Studi kasus dilakukan di Taman Margasatwa Ragunan. Pendekatan penilaian animal welfare dilakukan berdasarkan ketersediaan fasilitas dan sistem manajemen pengelolaan orangutan. Hasil penilaian implementasi lima freedom kesejahteraan hewan pada orangutan dengan nilai antara 1-5 diperoleh nilai sebagai berikut: di K.Made (4 ekor) 3.5; K.Mengden (22 ekor) = 3.1; K.Sumatera (1 ekor) = 3.5; K.PPS Luar (3 ekor) = 3.7; dan K.PPS Dalam (13 ekor) = 3.9 dan rata-rata untuk Taman Margasatwa Ragunan adalah 3.5. Dari kajian ini disimpulkan bahwa implementasi prinsip 5 freedom animal welfare di Taman Margasatwa Ragunan masuk ke kategori cukup dan jumlah orangutan tidak berpengaruh terhadap tinggi-rendahnya nilai kesejahteraan hewan. Untuk meningkatkan status kesejahteraan orangutan, disarankan perlunya perbaikan sarana dan prasarana maupun peningkatan mutu manajemen dan petugas. Studi kasus ini memberikan gambaran bahwa tugas dokter hewan dalam medik konservasi, diantaranya adalah melakukan kontrol fisiologi, kontrol adaptasi, kontrol mikrobiologi, kontrol kualitas, kontrol reproduksi, kontrol genetik, dan kontrol behavior.