Show simple item record

dc.contributor.advisorMansur, Irdika
dc.contributor.authorPribadi, Eka Yanuar
dc.date.accessioned2024-02-05T02:45:41Z
dc.date.available2024-02-05T02:45:41Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137500
dc.description.abstractDalam usaha pembangunan hutan tanaman diperlukan pengadaan bibit dengan kualitas dan kuantitas yang memadai. Jati merupakan salah satu jenis yang dikembangkan dalam usaha pembangunan hutan tanaman di Indonesia. Keberhasilan pembangunan hutan tanaman jati sangat ditentukan salah satunya oleh penggunaan bibit benih unggul di lapangan dengan jumlah yang cukup serta tersedia pada waktu diburuhkan. Dalam pelaksanaanya, upaya memperoleh bibit benih jati yang unggul masih mengalami kendala karena umumnya sumber bibit benih yang digunakan masih mengandalkan pada pembiakan generatif (biji) dari kebun benih yang terbatas dari segi jumlah dan waktu produksinya disamping jati hanya memiliki persen kecambah yang rendah yaitu kurang dari 50%. Untuk mengatasi hal tersebut, alternatif pemecahannya adalah dengan melakukan pembiakan secara vegetatif. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbanyak bibii jati dengan kualitas yang unggul. Pembiakan vegetatif dengan stek memiliki keuntungan-keuntungan, antara lain cara kerja yang sederhana, cepat, dapat menghasilkan tanaman yang sempurna dengan akar, daun dan batang dalam waktu yang relatif singkat serta produksinya tidak terbatas dengan waktu. Pembiakan vegetatif yang umum dilakukan untuk produksi bibit tanaman jati yaitu stek pucuk. Teknik stek pucuk jati relatif lebih murah dan mudah untuk dikerjakan serta memiliki persen keberhasilan tinggi > 60% (Na'iem, 1999 dalam Mahfudz et al. 2003 dan Purnamasari, 2004). Persemaian akar telanjang belum secara luas diterapkan di Indonesia, terutama penerapannya pada tanaman kehutanan dengan nilai ekonomi tinggi seperti halnya jati. Bibit-bibit yang ditanam dalam persemaian akar telanjang pun umumnya masih berasal dari bibit yang berkembang dari benin/biji dan belum adanya bibit yang berasal dari bahan stek pucuk yang ditanam langsung pada media persemaian akar telanjang. Untuk itu perlu adanya penelitian mengenai produksi bibit melalui stek pucuk pada persemaian akar telanjang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mencari alternatif produksi bibit tanaman jati Muna pada bedeng persemaian akar telanjang dari bahan stek pucuk, mengetahui pengaruh pemberian ZPT IBA terhadap produksi bibit akar telanjang dari bahan stek pucuk jaii pada bedeng persemaian akar telanjang dan untuk mendapatkan media bedeng persemaian akar telanjang yang tepat untuk produksi stek pucuk jati muna. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Kehutanan IPB dan persemaian Tlogoarto Desa Cihideung !lir, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Penelitian ini berlangsung ± 3 bulan yaitu pada bulan Juli sampai September 2006. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya yairu bahan stek dari pucuk bibit jati muna yang berumur satu setengah bulan, bahan media perakaran (pasir, tanah dan arang sekam), zat pengatur tumbuh IBA dengan konsentrasi 200 ppm, alkohol 70%, fungisida (Dithane M-45), pupuk daun (Hyponex merah dengan kandungan N:P:K sebesar 25:5:20 1 gr/liter). sterofoam, lem sterofoam, plastik bening, dan paranet. Alat yang dipakai diantaranya: cutter, gunting stek, hand sprayer, ember, timbangan elektrik, gelas ukur, thermometer maksimum-minimum, seng, mistar dan alat tulis menulis. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2 x4 yang diulang sebanyak 3 kali, setiap kombinasi perlakuan terdiri dari 6 stek. Pelaksanaan -Penelitian meliputi kegiatan pembuatan sungkup, penyiapan media perakaran siek, penyiapan stek, pemberian zat pengatur tumbuh IBA, penanaman stek, pemeliharaan serta pengamatan dan pengambilan data. Data yang diukur terdiri dari data utama dan data penunjang. Sebagai data penunjang, dilakukan pengukuran terhadap suhu dan kelembaban relatif di dalam sungkup yang diukur sampai 6 MST (minggu setelah tanam) dan juga dilakukan pengukuran kadar air (KA) dan pH media perakaran. Data utama diperoleh setelah 6 MST (tahap penyetekan) dan setelah 10 MST (tahap stek sampai menjadi bibit akar telanjang). Setelah 6 MST data yang diukur terdiri dari persentase stek hidup saja. Sedangkan setelah 10 MST data yang diukur terdiri dari jumlah akar, panjang akar, tinggi semai, diameter semai, jumlah daun, berat kering tanaman, berat kering pucuk, berat kering akar, nisbah pucuk akar dan persentase infeksi CMA ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcJatiid
dc.subject.ddcPersemaian akar telanjangid
dc.titleProduksi bibit jati muna melalui stek pucuk pada bedeng persemaian akar telanjangid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record