Show simple item record

dc.contributor.advisorAnwar, Ruly
dc.contributor.advisorSartiami, Dewi
dc.contributor.advisorSamsudin, Samsudin
dc.contributor.authorAzhari, Ahmad Alwi
dc.date.accessioned2024-02-03T07:39:25Z
dc.date.available2024-02-03T07:39:25Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137388
dc.description.abstractSerangga hama Helopeltis bradyi (Hemiptera: Miridae) adalah salah satu hama penting pada tanaman kakao, yang mengakibatkan kerusakan pada tanaman dan menurunkan hasil produksi. H. bradyi menyerang pada saat pembibitan dan buah muda. Serangan pada saat pembibitan menyebabkan pucuk tanaman menjadi mati dan serangan pada buah muda menyebabkan buah menjadi bintik-bintik hitam. Akibat dari serangan H. bradyi menyebabkan pertumbuhan tanaman dan buah kakao menjadi terganggu sehingga terjadi penurunan produksi kakao mencapai 8,67%. Cendawan Lecanicillium lecanii merupakan patogen serangga yang dapat digunakan untuk pengendalian hama secara terpadu agar populasi hama menurun. Cendawan L. lecanii dapat dibiakkan pada media cair dan padat. Pembiakan L. lecanii pada media cair akan menghasilkan blastospora dan pembiakan L. lecanii pada media padat akan menghasilkan konidia. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh blastospora dan konidia L. lecanii terhadap kematian, kemampuan makan, dan kemampuan bertelur H. bradyi, serta pengaruh penyimpanan blastospora dan konidia L. lecanii selama tiga bulan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan mulai Juni sampai Desember 2022 di Laboratorium Patologi Serangga dan Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, dan Laboratorium Proteksi Tanaman, Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegaran (BALITTRI), Parungkuda Sukabumi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari sepuluh perlakuan yaitu kontrol negatif (insektisida kimia berbahan aktif deltametrin), kontrol positif akuades, konsentrasi cendawan L. lecanii 2,45 x 109 blastospora/ml, 2,45 x 108 blastospora/ml, 2,45 x 107 blastospora/ml, 2,45 x 106 blastospora/ml, 2,78 x 109 konidia/ml, 2,78 x 108 konidia/ml, 2,78 x 107 konidia/ml, dan 2,78 x 106 konidia/ml. Peubah yang diamati adalah kematian, kemampuan makan dan kemampuan bertelur H. bradyi, serta viabilitas blastospora dan konidia L. lecanii. Dari hasil penelitian, terlihat bahwa aplikasi konidia L. lecanii pada konsentrasi 2,78 x 109 konidia/ml menyebabkan mortalitas H. bradyi paling tinggi yaitu 86% dibandingkan dengan blastospora sebesar 78%. Hasil analisis probit memperlihatkan nilai LC50 konidia lebih rendah yaitu 6,62 x 105 konidia/ml dibandingkan dengan blastospora yaitu 2,2 x 107 blastospora/ml. Konidia L. lecanii lebih cepat mematikan nimfa instar ke-tiga H. bradyi dengan nilai LT50 yaitu 4,44 hari untuk konidia sedangkan 5,73 hari untuk blastospora. Infeksi konidia L. lecanii menyebabkan H. bradyi menusuk mentimun lebih sedikit dibandingkan dengan aplikasi blastospora. Rata-rata tusukan H. bradyi setelah aplikasi konidia L. lecanii terendah yaitu 223,89 tusukan sedangkan aplikasi blastospora L. lecanii menyebabkan tusukan lebih banyak yaitu 304,09 tusukan. infeksi konidia dan blastospora L. lecanii memengaruhi imago betina menghasilkan telur. Imago betina H. bradyi yang terinfeksi blastospora menghasilkan telur lebih sedikit dibandingkan dengan yang terinfeksi konidia L. lecanii yaitu 5,40 butir pada konsentrasi 2,45 x 109 blastospora/ml dan 16,65 butir pada konsentrasi 2,78 x 109 konidia/ml. ii Penyimpanan blastospora dan konidia L. lecanii dapat memengaruhi viabilitas dan mortalitas dari nimfa instar ke-tiga H. bradyi. Viabilitas konidia menurun lebih sedikit dibandingkan dengan blastospora L. lecanii. Selama tiga bulan penyimpanan, viabilitas konidia menurun 9,01% sedangkan blastospora menurun 11,94%. Lama penyimpanan blastospora dan konidia L. lecanii memengaruhi kemampuan patogenisitasnya. Mortalitas nimfa instar ke-tiga H. bradyi pada saat diaplikasikan blastospora dan konidia dengan lama penyimpanan tiga bulan lebih rendah dibandingkan dengan penyimpanan satu bulan. Pada bulan ke-tiga saat diaplikasikan dengan 2,45 x 109 blastospora/ml menyebabkan mortalitas sebesar 40% sedangkan menggunakan 2,78 x 109 konidia/ml menyebabkan mortalitas sebesar 60%, dibandingkan dengan mortalitas pada bulan pertama lebih tinggi yaitu 70% menggunakan blastospora dan 84% menggunakan konidia.id
dc.description.abstractThe pest insect Helopeltis bradyi (Hemiptera: Miridae) is one of the significant pests in cacao plants, causing damage to the plants and reducing production yields. H. bradyi attacks during the seedling stages young fruits. Infestations during the seedling stage led to the death of plant shoots, while attacks on young fruits form black spots. The impact of H. bradyi infestations disrupts the growth of cacao plants and fruits, leading to a cacao production decrease of up to 8.67%. The fungus Lecanicillium lecanii is an insect pathogen that can be used for integrated pest management to reduce pest populations. L. lecanii can be cultured in liquid and solid media, producing blastospores and conidia. This study aims to investigate the effects of L. lecanii blastospores and conidia on the mortality, feeding ability, and egg-laying capability of H. bradyi, as well as the storage stability of blastospores and conidia for three months. The research was conducted from June to December 2022 at the Insect Pathology and insect biosystematics Laboratory, Department of Plant Protection, Faculty of Agriculture, Bogor Agricultural Institute, and the Plant Protection Laboratory, Industrial and Refreshment Crops Research Institute (BALITTRI), Parungkuda Sukabumi. The study employed a completely randomized design with ten treatments. These included a negative control (chemical insecticide with deltamethrin), a positive control (distilled water), and various concentrations of L. lecanii fungus: 2.45 x 109 blastospores/ml, 2.45 x 108 blastospores/ml, 2.45 x 107 blastospores/ml, 2.45 x 106 blastospores/ml, 2.78 x 109 conidia/ml, 2.78 x 108 conidia/ml, 2.78 x 107 conidia/ml, and 2.78 x 106 conidia/ml. The observed variables included the mortality, feeding ability, and egg-laying capability of H. bradyi, as well as the viability of L. lecanii blastospores and conidia. The results showed that the application of L. lecanii conidia at a concentration of 2.78 x 109 conidia/ml caused result in the highest mortality of H. bradyi, reaching 86%, compared to 78% for blastospores. Probit analysis revealed a lower LC50 value for conidia, is 6.62 x 105 conidia/ml, compared to blastospores is 2.2 x 107 blastospores/ml. L. lecanii conidia were faster in killing third-instar nymphs of H. bradyi, with an LT50 value of 4.44 days for conidia compared to 5.73 days for blastospores. Infection with L. lecanii conidia resulted in fewer stings on cucumber by H. bradyi than blastospore application. The average stings after L. lecanii conidia application were the lowest, at 223.89 stings, while blastospore application led to more stings, at 304.09 stings. Infection with L. lecanii conidia and blastospores affected the egg-laying of female H. bradyi. Infected female H. bradyi with blastospores laid fewer eggs compared to those infected with L. lecanii conidia, with 5.40 eggs at a concentration of 2.45 x 109 blastospores/ml and 16.65 eggs at a concentration of 2.78 x 109 conidia/ml. The storage of L. lecanii blastospores and conidia for three months influenced their viability and mortality on third-instar nymphs of H. bradyi. The viability of conidia decreased slightly compared to blastospores of L. lecanii. During three iv months of storage, the viability of conidia decreased by 9.01%, while blastospores decreased by 11.94%. The storage during influenced the pathogenicity of both blastospores and conidia. Mortality of third-instar nymphs of H. bradyi when applied with blastospores and conidia after three months of storage was lower than after one month. In the third month, the application of 2.45 x 109 blastospores/ml resulted in a mortality rate of 40%, while using 2.78 x 109 conidia/ml resulted in a mortality rate of 60%, compared to higher mortalities in the first month, at 70% with blastospores and 84% with conidia.id
dc.description.sponsorshipBeasiswa Barista BRINid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titleKeefektifan Blastospora dan Konidia Lecanicillium lecanii Zare & Gams terhadap Helopeltis bradyi Waterhouse (Hemiptera: Miridae)id
dc.title.alternativeThe effectiveness of Blastospores and Conidia of Lecanicillium lecanii Zare & Gams against Helopeltis bradyi Waterhouse (Hemiptera: Miridae)id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkemampuan bertelurid
dc.subject.keywordkemampuan makanid
dc.subject.keywordmortalitasid
dc.subject.keywordviabilitasid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record