Show simple item record

dc.contributor.advisorCoto, Zahrial
dc.contributor.authorWibowo, Agung Dwi Putranto
dc.date.accessioned2024-02-01T09:16:42Z
dc.date.available2024-02-01T09:16:42Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137230
dc.description.abstractKemampuan hutan kita dalam mensuplai kebutuhan kayu saat ini sudah semakin menurun. Untuk itu, pemanfaatan kayu harus dilakukan secara efisien diantaranya dengan meningkatkan kualitas pengeringan. Dalam pengeringan, cacat pengeringan dapat timbul diawal atau diakhir pengeringan. Pengeringan kayu bertujuan agar dimensi kayu menjadi stabil saat digunakan. Pengurangan pengeringan pada bidang tangensial diharapkan dapat mengurangi susut tangensial dan mengurangi pecah. Salah satu masalah dalam pengeringan adalah cacat yang disebabkan susut yang terjadi pada bidang tangensial. Hal ini disebabkan oleh penyusutan pada bidang ini lebih besar dibanding bidang radial. Hal ini terutama terjadi pada kayu- kayu yang susut tangensialnya sangat besar dibanding susut radial yang dikenal dengan refractory species. Mangium adalah salah satu spesies yang sulit dikeringkan karena susut bidang tangensialnya yang besar. Jenis ini termasuk spesies yang cepat tumbuh (fast growing species). Balok mangium yang digunakan berasal dari tegakan tanaman di komplek Fakultas Kehutanan IPB. Contoh uji berukuran 5 cm X 5 cm X 35 cm yang akan dikeringkan menggunakan tanur. CU tersebut disusun secara biasa (kontrol), CU susun rapat (CU dirapatkan bidang tangensialnya) dan CU susun tutup (CU diberi sekat/ditutup pada bidang tangensialnya menggunakan karet). CU tersebut dikeringkan selama 15 hari dan dikeluarkan untuk diuji kadar air dan regangannya setiap dua hari sekali. Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar air akhir untuk contoh uji (CU) perlakuan kontrol tangensial adalah 11,9%, kontrol T/R adalah 12,7%, susun rapat tangensial adalah 16,5%, susun rapat T/R adalah 17,4%, susun tutup tangensial adalah 39% dan susun - tutup T/R adalah 40,5%. Untuk profil kadar air kontrol sayatan arah tangensial dan arah radial memiliki pola yang tidak seragam untuk setiap sayatan (sayatan luar kedalam). Profil kadar air susun - rapat dan susun tutup untuk sayatan arah tangensial memiliki pola yang seragam untuk setiap sayatan. Sedangkan profil kadar air susun rapat dan susun - tutup untuk sayatan arah radial memiliki hasil yang tidak seragam untuk setiap sayatan. Untuk pola regangan yang dihasilkan, CU perlakuan susun rapat dan susun tutup masih terdapat regangan di dalamnya. Nilainya terbesar pada perlakuan kontrol, kedua adalah perlakuan susun - rapat dan ketiga adalah perlakuan susun - tutup. Kadar air akhir untuk CU perlakuan susun - rapat dan susun tutup belum memenuhi nilai kadar air kesetimbangan di Bogor. Sedangkan nilai kadar air akhir untuk CU kontrol sudah memenuhinya. Cacat pengeringan, hanya terjadi pada perlakuan kontrol saja, yaitu berupa pecah dan retak. Laju pengeringan menjadi lambat karena adanya pembatasan pengeringan pada bidang tangensialnya, akan tetapi hasil kadar airnya menjadi lebih seragam dan cacat akibat pengeringan dapat dihindari.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcKayu mangiumid
dc.subject.ddcAcacia mangium Willd.id
dc.subject.ddcGradasi kadar airid
dc.titlePola regangan dan gradasi kadar air kayu mangium (Acacia mangium Willd.) dengan pembatasan pengeringan bidang tangensialid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record