Ichthyophthirius multifiliis pada ikan
View/ Open
Date
1989Author
Sulistyo, Bambang Agus
Ashadi, Gatut
Handajani, Rr. Sri Utami
Metadata
Show full item recordAbstract
Skripsi yang berdasarkan studi literatur atau studi pustaka ini bertujuan untuk membuka wawasan yang lebih luas tentang protozoa, yaitu Ichthyophthirius multifiliis, khususnya dalam segi "penyakit" terhadap ikan.
Ichthyophthirius multifiliis adalah salah satu pro- tozoa yang termasuk Kelas Ciliata, Ordo Holotrichia, Famili Ophyroglenidae, dan Genus Ichthyophthirius. Penyakit yang ditimbulkan oleh parasit ini disebut white spot disease, Ichthyopthiriasis (Ich) atau bintik putih pada ikan dan merupakan penyakit yang bersifat fatal bagi ikan.
Parasit ini bersifat kosmopolitan dan berakibat buruk. terhadap ikan serta dapat menular terutama pada kolam yang padat penebarannya. Habitat pada lapisan epidermal kulit, insang dan sirip ikan. Proses penyebaran dapat dipindahkan melalui ikan yang sakit, tanaman yang terkontaminasi, lapisan dasar kolam, ikan yang karier (pembawa) penyakit, tomite yang berada di aliran air dan benih ikan yang terinfeksi.
Morfologi Ichthyophthirius multifiliis, yang muda dinamakan tomite berbentuk oval seperti buah pır, berukuran 30 - 45 mili mikron dan mempunyai ujung anterior (knob) yang berfungsi dalam perforası atau penetrasi, sedangkan yang dewasa dinamakan trofozoit berbentuk oval, berukuran 50 mili mikron sampai 1 mili meter, inti seperti tapal kuda, vakuola kontraktil dan sitostoma.
Perkembang biakannya khas dan unik, yaitu proses pembelahan secara binary fision (pembelahan menjadi dua) di dalam kista. Baik stadium muda maupun stadium dewasa mempunyai silia sebagai alat gerak menuju inangnya. Pada stadium muda dilengkapi dengan alat knob sebagai alat penembus kulit ikan, kemudian berkembang menjadi dewasa yang terbungkus oleh selaput gelatin dan dinamakan kista. Selama pencapaian dewasa (trofozoit), parasit mengadakan suatu hubungan hidup yang bersifat parasitisme. Setelah mencapai waktu tertentu, kista akan lepas dari inang dan melayang-layang yang akhirnya melekat pada substrat di kolam atau akuarium. Selanjutnya kista robek pada saat tomite siap keluar dan akan menginfeksi inang lainnya.
Diagnosa penyakit ini berdasarkan pada gejala klinis, isolasi dan identifikasi serta dapat dengan membuat kultur untuk peneguhan diagnosa. Gejala klinis yang ada adalah terdapat bintik putih dari bagian tubuh yang terserang, banyak mengeluarkan lendir, ikan terlihat tersengal-sengal, warnanya pucat dan pertumbuhan menjadi lambat. Pada tahap awal ikan akan berkelompok di dekat dasar kolam sebagai usaha untuk menjauhkan diri dari parasit, ikan berenangnya kasar dan cenderung mendekati air yang mengalir serta muncul ke permukaan lebih sering dari biasanya…dst