Show simple item record

dc.contributor.advisorMulyanto, Budi
dc.contributor.advisorWahyunto
dc.contributor.authorRachmawati, Rina
dc.date.accessioned2024-01-31T02:43:09Z
dc.date.available2024-01-31T02:43:09Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136842
dc.description.abstractPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan gambut dalam kurun waktu 1990-2000 dan dampak yang ditimbulkan terhadap beberapa parameter lingkungan di Sumatera seperti curah hujan, banjir, suhu dan kebakaran. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil pemetaan kegiatan LREPP I tahun 1990; data hasil interpretasi citra satelit tahun 2000 dan hasil pengecekan di lapangan yang dilakukan oleh Puslittanak; data titik api tahun 1997 dan 2001 di Sumatera hasil pemantauan PSDAL. Lapan; data suhu udara dan curah hujan Sumatera dari BMG. Perubahan penggunaan lahan gambut Sumatera dalam kurun waktu 1990- 2000 meliputi penggunaan lahan hutan dan non hutan. Penggunaan lahan gambut di Sumatera tahun 1990 meliputi penggunaan lahan hutan seluas 6.049.835 ha atau sebesar 83,97% dari luasan gambut Sumatera dan non hutan seluas 1.154.467 ha atau sebesar 16,03%. Penggunaan lahan gambut pada tahun 2000 meliputi penggunaan lahan hutan seluas 4,182.791 ha atau sebesar 58,06% dari luasan gambut Sumatera dan non hutan seluas 3.021.511 ha atau sebesar 41,94%. Selama kurun waktu 1990-2000 lahan hutan berkurang seluas 1.867.044 ha atau sebesar 25,91% dari luasan gambut Sumatera yang dikonversi menjadi lahan non hutan. Perubahan penggunaan lahan gambut dalam kurun waktu 1990-2000 berdampak terhadap beberapa parameter lingkungan di Sumatera. Pembukaan hutan di lahan basah bersama-sama daerah hinterlandnya berdampak pada kenaikan suhu tahunan. Hal ini diduga karena penurunan jumlah CO₂ yang dapat diserap oleh vegetasi dan direfleksikannya sinar matahari oleh CO₂ menjadi gelombang panjang (panas). Selain itu pembukaan hutan gambut yang tidak dilakukan dengan benar diduga menyebabkan penurunan total curah hujan tahunan rata-rata. Pada tahun 1990-2000 total curah hujan tahunan rata-rata di Sumatera mengalami penurunan sebesar 636,2 mm bila dibandingkan dengan tahun 1980-1989. Penurunan total curah hujan tahunan rata-rata bukan hanya terjadi di daerah lowland akan tetapi juga terjadi di daerah upland. Hal ini diduga terjadi karena turunnya CO₂ yang dapat diserap oleh vegetasi menyebabkan konsentrasi CO2 di udara meningkat dan kondisi ini akan memantulkan sinar matahari dari gelombang pendek menjadi gelombang panjang, sehingga mengakibatkan kenaikan suhu udara dan menghambat proses kondensasi di wilayah tersebut yang menyebabkan penurunan curah hujan. Pembukaan hutan di daerah upland mengakibatkan penurunan jumlah air yang diintersepsi oleh vegetasi sehingga terjadi kenaikan run off di daerah upland yang akan menyebabkan terjadinya banjir di daerah lowland. Kondisi ini semakin diperbesar dengan adanya irreversible drying dan subsidence akibat pembukaan hutan gambut yang tidak benar, sehingga menurunkan kemampuan gambut untuk menahan air.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcDampak perubahan penggunaan lahan gambut dalam kurun waktu 1990id
dc.subject.ddc2000 terhadap beberapa parameter lingkungan di Sumateraid
dc.titleDampak perubahan penggunaan lahan gambut dalam kurun waktu 1990-2000 terhadap beberapa parameter lingkungan di Sumateraid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record