Identifikasi silika amorf dari sekam padi
Abstract
Sekam padi merupakan hasil sampingan dari produksi padi yang jumlahnya cukup melimpah. Selama ini pemanfaatan sekam padi masih terbatas, yaitu antara lain digunakan sebagai bahan bakar bata merah, media tanam berupa arang sekam, dan abu gosok. Sebenarnya melalui pendekatan teknologi, sekam padi ini dapat diolah lebih lanjut menjadi salah satu sumber silika amorf. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik abu sekam padi yang dihasilkan dari dari berbagai tingkat suhu pembakaran dan dari proses oksidasi H2O2
Penelitian ini terdiri dua tahap yaitu tahap pengabuan dan tahap identifikasi. Tahap pengabuan dilakukan melalui dua cara, yaitu melalui pembakaran dan oksidasi H2O2. Pembakaran sekam padi dilakukan pada suhu 400°C, 500°C, 600°C, 700°C dan 900°C selama 5 jam. Pengoksidasian sekam padi dilakukan dengan menambahkan H2O2 30% pada sekam padi hingga bahan organik habis (tidak berbuih lagi). Identifikasi karakteristik abu sekam padi dilakukan dengan menggunakan mikroskop polarisasi, refraktometer, TD/DTA, FT-IR dan XRD. Selain itu juga dilakukan identifikasi karakteristik abu gosok, pasir kuarsa dari Pangkalanbun (Kalimantan) dan kuarsa standar serta analisis kimia sekam padi yang meliputi analisis SiO2, Al2O3, K2O, MnO, MgO, CaO, dan C total.
Hasil analisis TD/DTA menunjukkan bahwa silika yang dihasilkan dari abu sekam padi hasil pembakaran 400°C, 500°C, 600°C, dan hasil oksidasi H₂O2 mempunyai kurva TD/DTA yang mencerminkan silika amorf, sedangkan silika yang dihasilkan dari abu sekam padi hasil pembakaran 700°C dan 900°C lebih mendekati kurva TD/DTA silika kristalin. Sementara itu hasil analisis FT-IR dan XRD menunjukkan bahwa semua silika yang dihasilkan dari abu sekam padi, baik hasil pembakaran maupun hasil oksidasi H2O2 mempunyai karakteristik yang mencerminkan silika amorf, dan hanya silika yang dihasilkan dari abu sekam padi hasil pembakaran 900°C yang lebih mendekati karakteristik silika kristalin. Pembakaran sekam padi pada suhu 400 °C merupakan suhu yang optimum untuk menghasilkan silika amorf sebagai bahan absorben.
