Show simple item record

dc.contributor.advisorMulyanto, Budi
dc.contributor.advisorSumawinata, Basuki
dc.contributor.authorSunarti, Nia Sri
dc.date.accessioned2024-01-30T06:48:39Z
dc.date.available2024-01-30T06:48:39Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136716
dc.description.abstractPenelitian Polak di Rawa Lakbok tahun 1933 merupakan tonggak pertama penelitian gambut Tropika. Selanjutnya setelah penelitian Polak tahun 1949 sangat sedikit informasi mengenai perkembangan lahan gambut di Rawa Lakbok. Gambut yang menurut Polak (1949) seluas lebih kurang 3000 hektar saat ini sudah tidak ditemukan lagi di permukaan, sebab sebagian besar rawa telah berubah menjadi areal persawahan dengan tanah mineral. Sampai saat ini belum pernah dijelaskan secara spesifik proses perubahan lahan gambut menjadi areal persawahan dengan tanah mineral. Beberapa kalangan berpendapat hilangnya gambut di permukaan karena proses oksidasi dan dekomposisi seperti di lahan gambut Sumatra dan Kalimantan. Namun pendapat yang mengatakan bahwa dalam kurun waktu 6 dekade gambut dengan kadar abu >30% dan kedalaman mencapai 6 meter (Polak, 1949) dapat hilang sulit untuk diterima. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari proses kehilangan gambut dan dampak penggunaan lahan tersebut terhadap lapisan gambut di Rawa Lakbok. Penelitian diawali dengan pemetaan dengan cara menumpang tindih (overlay) peta penelitian Polak (1949) dengan peta Rupa Bumi (1998) yang dilanjutkan dengan pengambilan contoh tanah dan analisis tanah di laboratorium. Hasil penelitian menunjukan bahwa gambut di Rawa Lakbok saat ini masih ada tetapi telah tertutup dengan tanah mineral. Gambut tersebut ditambang oleh penduduk dengan tujuan untuk menurunkan permukaan sawah yang mengalami kekeringan. Dari hasil analisis mineral fraksi pasir dan tekstur ternyata lapisan tanah mineral di atas gambut di Sukamulya berbeda dengan yang ada di Pulau Erang. Lapisan tanah mineral di Sukamulya berasal dari tanah perbukitan sekitar rawa melalui proses erosi dan 'gugur gunung' sedangkan yang di daerah Pulau Erang berasal dari sedimen Sungai Citanduy yang terbawa pada saat banjir. Rawa Lakbok mengalami perkembangan lahan (evolusi) dan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan tersebut adalah proses sedimentasi dan reklamasi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcLahan gambutid
dc.subject.ddcJawa Baratid
dc.subject.ddcRawa Lakbokid
dc.titleEvolusi penggunaan lahan gambut di Rawa Lakbok, Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record