Pemanfaatan bakteri perakaran pemacu pertumbuhan tanaman (Plant-Growth-Promoting Rhizabacteria) untuk mengendalikan virus daun kecil kacang panjang(Cowpea little leaf virus)
View/ Open
Date
2005Author
Marwoso, Eko
Widodo
Hidayat, Sri Hendrastuti
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu penyakit utama pada tanaman kacang panjang adalah penyakit daun kecil kacang panjang yang disebabkan oleh virus daun kecil kacang panjang. Upaya pengendalian yang dianjurkan antara lain melalui tanaman resisten. Mekanisme resistensi tanaman dapat terjadi melalui aktivitas bakteri pemacu pertumbuhan tanaman (Plant growth-promoting rhizobacteria / PGPR). Bakteri ini menghasilkan fitohormon pemacu pertumbuhan yaitu sitokinin, IAA,dan giberelin. Disamping itu bakteri ini menghasilkan zat metabolit yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tanaman terhadap patogen antara lain: siderophore pyoverdin, salicylic acid, pathogenesis related protein (PR-protein) serta zat antibiotik lainnya.
Tujuan penelitian adalah untuk menguji ketahanan tanaman terhadap penularan virus daun kecil kacang panjang setelah diinokulasi PGPR.
Penelitian dilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Klinik Tanaman Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Tahapan penelitian terdiri dari: perbanyakan dan pengenceran bakteri, perbanyakan serangga vektor yaitu kutudaun Aphis craccivora, perbanyakan sumber inokulum virus, penginokulasian rizobakteria melalui perendaman benih dalam suspensi bakteri konsentrasi 10 cfu/ml, dan inokulasi virus. Bakteri yang digunakan adalah Pseudomonas fluorescens isolat P1, Bacillus polymyxa isolat B25, dan P. fluorescens isolat ESR11. Pengamatan yang dilakukan antara lain: masa inkubasi virus, tingkat kejadian penyakit, tinggi tanaman, Jumlah tunas normal dan abnormal, dan diameter anak daun. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak lengkap, keragaman nilai tengah diuji dengan uji Tukey (Honestly Significant Difference) dengan taraf nyata a = 0,05.
Masa pada tanaman berkisar 7-9 hari dan tidak berbeda nyata antar perlakuan. Kejadian penyakit yang tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol yaitu mencapai 92%, sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan kombinasi isolat bakteri 59,6%, dan perlakuan yang lain masih lebih rendah dibandingkan kontrol. Hasil pengukuran tinggi tanaman pada umur 1-3 minggu setelah tanam (MST) masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata kecuali pada umur 4 MST perlakuan kombinasi berbeda nyata terhadap perlakuan lain. Persentase perbandingan tunas abnormal tiap perlakuan umumnya lebih tinggi dibandingkan tunas normalnya, namun perlakuan yang menunjukkan hasil yang lebih baik adalah kombinasi. Pada pengukuran diameter anak daun umur 1 minggu setelah inokulasi virus (MSI) antar perlakuan tidak berbeda nyata, pada umur 2-5 MSI perlakuan kombinasi berbeda nyata terhadap perlakuan yang lain, pada umur 6 MSI perlakuan kombinasi berbeda nyata terhadap kontrol, perlakuan P1, dan B25, namun masih tidak berbeda nyata terhadap perlakuan ESR11. Dengan demikian perlakuan kombinasi bakteri berpengaruh sangat baik dalam pengendalian penyakit daun kecil kacang panjang.
Collections
- UT - Plant Protection [2412]