Show simple item record

dc.contributor.advisorMarliyati, Sri Anna
dc.contributor.advisorAnwar, Faisal
dc.contributor.advisorEkayanti, Ikeu
dc.contributor.authorJ., Nurnashriana
dc.date.accessioned2024-01-29T00:00:18Z
dc.date.available2024-01-29T00:00:18Z
dc.date.issued2024-01-26
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136385
dc.description.abstractStunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menggambarkan grafik pertumbuhan yang terhambat akibat kondisi kekurangan gizi kronis atau penyakit infeksi kronis. Stunting akan memberikan dampak yang merugikan bagi pembangunan sumber daya manusia. Salah satu upaya penurunan stunting adalah melalui intervensi gizi spesifik yaitu kegiatan intervensi pada kelompok sasaran tertentu. Pemberian susu kurma diperkaya vitamin D sebagai alternatif makanan tambahan merupakan upaya untuk membantu memenuhi asupan vitamin D, kalsium, zat besi dan seng pada anak usia di bawah lima tahun. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian susu kurma diperkaya vitamin D terhadap status vitamin D, kalsium dan pertumbuhan linear anak usia 48-59 bulan. Penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu tahap pertama merupakan studi observasional analitik dengan desain cross sectional. Tahap kedua merupakan penelitian eksperimental dengan desain rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor. Tahap ketiga yaitu intervensi menggunakan desain Community-Based Randomized Controlled Trial (RCT). Penelitian tahap satu dan tiga dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Abeli, Nambo dan Mata. Tahap observasi berlangsung dari November-Desember 2021. Tahap kedua dilakukan pada bulan Januari-Februari 2022 di Laboratorium Percobaan Makanan, Laboratorium Analisis Sensori Departemen Gizi IPB, laboratorium Mbrio Food Laboratory dan Saraswati Indo Genetech Bogor. Uji daya terima dilakukan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Abeli dan Nambo kota Kendari. Tahap intervensi dilakukan selama 26 minggu yang dimulai pada bulan Maret-September 2022. Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 48-59 bulan. Pada tahap observasi total sampel berjumlah 96 orang yang diperoleh berdasarkan rumus Cochran. Metode penarikan sampel penelitian menggunakan metode simple random sampling. Pada tahap kedua, penentuan formula terpilih berdasarkan uji organoleptik yang terdiri dari uji rating hedonik dan uji ranking yang dilakukan oleh 30 orang panelis semi terlatih. Pada tahap intervensi, kriteria inklusi subjek adalah: 1) anak usia 48-59 bulan yang berisiko stunting (Z-skor TB/U < -1 hingga -2 SD); 2) kadar serum 25(OH)D < 20-29 ng/mL; 3) suka mengkonsumsi susu; 4) tidak menderita lactosa intolerance; 5) tidak mempunyai kelainan kongenital atau cacat bawaan; 6) bersedia menjadi responden yang diwakili oleh orang tua/wali dengan menandatangani informed assent dan mematuhi peraturan yang dibuat selama penelitian. Kriteria ekslusi subjek penelitian adalah: 1) mengkonsumsi suplemen selain yang diberikan selama penelitian; 2) tidak mengkonsumsi formula intervensi susu kurma diperkaya vitamin D selama 7 hari berturut-turut; 3) subjek tidak menjalani pemeriksaan darah secara lengkap; 4) subjek tidak ingin melanjutkan penelitian; dan 5) subjek pindah alamat. Berdasarkan perhitungan sampel diperoleh 51 orang yang dimasukkan ke dalam kelompok perlakuan yang terbagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok perlakuan I (susu kurma diperkaya vitamin D), kelompok perlakuan II (susu cair diperkaya vitamin D) dan kelompok kontrol (susu cair). Pembagian subjek ke dalam kelompok perlakuan dilakukan secara acak (random assignment). Hasil studi observasi menunjukkan bahwa jumlah anak dengan status gizi stunting adalah 31,2% dan normal 68,8%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa riwayat berat badan lahir, panjang badan lahir, status vitamin D, status kalsium, tinggi badan ibu, tingkat kecukupan (energi, protein, karbohidrat, vitamin A, vitamin D, vitamin B2, B5, B6, B12, kalium, kalsium, magnesium, fosfor, besi, seng, tembaga), frekuensi konsumsi (mie, ikan laut, telur ayam, tempe, daun kelor, pisang, susu bubuk) berhubungan signifikan dengan kejadian stunting (P < 0,05). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa tingkat kecukupan magnesium dan tembaga serta frekuensi konsumsi mie dan telur merupakan variabel independen yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian stunting (P < 0,05). Pada tahap observasi ditemukan jumlah anak yang defisiensi vitamin D 10,4%, insufisiensi 56,3% dan sufisiensi 33,3%, serta anak dengan status kalsium tidak normal 2,1% dan normal 97,9%. Berdasarkan uji statistik tidak terdapat hubungan signifikan antara faktor jenis kelamin, IMT/U, aktivitas fisik, asupan vitamin D, durasi paparan matahari, pendidikan ibu dan pendapatan orang tua dengan status vitamin D anak usia 48-59 bulan di kota Kendari (P > 0,05). Pada tahap pengembangan produk, persentase penambahan pulpy kurma 10%, 15% dan 20% hanya berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap kadar air, protein dan karbohidrat, sedangkan pada kadar abu, lemak, energi, seng, besi dan kalsium tidak berpengaruh nyata (P > 0,05). Formula F2 dengan penambahan pulpy kurma sebesar 15% atau 30 g merupakan formula terpilih pada pengembangan minuman susu kurma diperkaya vitamin D. Hasil analisis kandungan gizi formula terpilih per 100 g adalah energi sebesar 103 kkal, kadar air 79,57 g, kadar abu 0,83 g, lemak 4,94 g, protein 3,13 g, karbohidrat 11,54 g, seng 1,82 mg, besi 2,48 mg, kalsium 217,20 mg dan vitamin D 8,27 mcg. Daya terima minuman susu kurma diperkaya vitamin D yang diberikan kepada anak usia 48-59 bulan cukup baik karena terdapat 60% anak yang menghabiskan minuman tanpa sisa, 20% yang menghabiskan ¾ porsi dan 13.3% yang menghabiskan ½ pori sehingga total 93,3% anak yang dapat mengkonsumsi minimal ½ porsi dan yang menyisakan ¾ porsi hanya 6,7%. Hasil analisis pada tahap intervensi menunjukkan bahwa pemberian susu kurma diperkaya vitamin D meningkatkan kadar serum 25(OH)D secara signifikan dan terdapat perbedaan rata-rata kadar serum 25(OH) D antar kelompok intervensi (P < 0,05). Kadar kalsium pada kelompok kontrol dan susu kurma diperkaya vitamin D (SKVD) meningkat secara signifikan setelah intervensi (P < 0,05), namun pada kelompok susu diperkaya vitamin D (SVD) tidak terdapat peningkatan signifikan sebelum dan sesudah intervensi serta tidak terdapat perbedaan yang nyata antar kelompok intervensi (P > 0,05). Pemberian susu kurma diperkaya vitamin D berpengaruh signifikan terhadap tinggi badan, tinggi lutut, panjang femur kanan dan kiri setelah intervensi pada ketiga kelompok intervensi (P < 0,05). Pemberian susu kurma diperkaya vitamin D tidak berpengaruh terhadap z-skor TB/U (P > 0,05).id
dc.description.sponsorshipLPDPid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePengaruh Pemberian Susu Kurma Diperkaya Vitamin D terhadap Status Vitamin D, Kalsium dan Pertumbuhan Linier Anak Usia 48-59 Bulanid
dc.title.alternativeThe Effect of Giving Date Milk Enriched with Vitamin D on Vitamin D Status, Calcium and Linear Growth in Children Aged 48-59 Monthsid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordfortifikasi vitamin Did
dc.subject.keywordserum 25(OH)Did
dc.subject.keywordstatus kalsiumid
dc.subject.keywordstuntingid
dc.subject.keywordsusu kurmaid
dc.subject.keywordcalcium statusid
dc.subject.keyworddate milkid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record