dc.contributor.advisor | Krisantini | |
dc.contributor.advisor | Matra, Deden Derajat | |
dc.contributor.advisor | Poerwanto, Roedhy | |
dc.contributor.author | Ardiningtyas, Siti Azizah | |
dc.date.accessioned | 2024-01-25T07:17:13Z | |
dc.date.available | 2024-01-25T07:17:13Z | |
dc.date.issued | 2024 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136205 | |
dc.description.abstract | Scindapsus merupakan genera dari keluarga Araceae dan banyak ditemukan
di hutan-hutan Indonesia. Scindapsus merupakan tanaman hias popular dan
beberapa spesiesnya dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat, namun pemahaman
tentang morfologi dan pertumbuhannya masih terbatas. Teknologi barcode DNA
belum banyak dimanfaatkan dalam identifikasi spesies Scindapsus. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi berbagai spesies Scindapsus
berdasarkan karakteristik morfologi dan pola pertumbuhan, serta memanfaatkan
analisis Penanda DNA untuk identifikasi.
Berdasarkan morfologi daun Scindapsus dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok: S. pictus, S. treubii, Scindapsus sp. Pertumbuhan tunas menunjukkan
waktu yang dibutuhkan tanaman untuk menghasilkan lima daun terbuka penuh
berkisar antara 16 hingga 20 minggu setelah tanam. Karakteristik pertumbuhan
tunas baru menunjukkan bahwa S. pictus 1, 4, dan 5 ditutupi oleh cataphylls, tunas
S. pictus 3 ditutupi oleh daun-daun belum terbuka sempurna, dan tunas S. pictus 2,
S. treubii 1, dan 2 tidak tertutupi.
Isolasi delapan sampel DNA Scindapsus menghasilkan konsentrasi lebih dari
100 ng/µL dengan nilai kemurnian mulai dari 1,9 hingga 2,2. Penanda rbcL dan
trnH-psbA digunakan pada kedelapan sampel Scindapsus yang mampu
mengamplifikasi dengan baik dan menghasilkan urutan DNA dengan panjang
berkisar antara 748 – 756 bp dan 426 – 476 bp. Penanda matK digunakan pada
kedelapan sampel Scindapsus, tetapi hanya tiga sampel yang disekuensing, hasil
ukuran panjang basanya yaitu 944 bp untuk sampel S. pictus 3, 953 bp untuk sampel
S. pictus 4 dan 940 bp untuk S. treubii 1. Penanda ITS pada sampel Scindapsus tidak
berhasil mengamplifikasi DNA, sehingga tidak dapat diproses ke tahap sekuensing.
Analisis data DNA barcoding diantaranya analisis kecocokan tingkat
homologi menunjukkan berkerabat dekat antara sekuen tanaman Scindapsus
dengan sekuen Epipremnum amplissimum untuk penggunaan penanda rbcL, sekuen
Scindapsus dengan sekuen Monstera deliciosa untuk penggunaan penanda trnHpsbA, sekuen Scindapsus dengan sekuen Scindapsus rupestris untuk penggunaan
penanda matK. Perubahan basa pada masing-masing sekuen DNA Scindapsus
mencakup mutasi transisi dan transversi. Analisis filogenetik spesies Scindapsus
yang diuji mengelompok dalam cabang yang sama dan membedakan dengan
outgroup genus Scindapsus. | id |
dc.description.abstract | Scindapsus is genera of the Araceae family and is widely found Scindapsus is
a popular ornamental plant and some of its species can be utilised as medicinal
plants. However, understanding of its morphology and growth is still limited. DNA
barcode technology has not been widely utilised in the identification of Scindapsus
species. The aim of this study was to identify various Scindapsus species based on
morphological characteristics and growth patterns, and utilise DNA analysis for
identification.
Morphological based of the leaves of Scindapsus was categorised into three
groups: S. pictus, S. treubii, Scindapsus sp. Shoot growth showed that the time
required for plants to produce five fully opened leaves ranged from 16 to 20 weeks
after planting. Growth characteristics of new shoots showed that S. pictus 1, 4, and
5 were covered by cataphylls, S. pictus 3 shoots were covered by incompletely
opened leaves, and S. pictus 2, S. treubii 1, and 2 shoots were not covered.
Isolation of Scindapsus DNA eight samples resulted in concentrations of more
than 100 ng/µL with purity values ranging from 1.9 to 2.2. markers rbcL and trnHpsbA used on all eight Scindapsus samples amplified well and produced DNA
sequences with lengths of 748 - 756 bp and 426 - 476 bp respectively. The matK
marker was used on all eight Scindapsus samples, but only three samples produced
base lengths of 944 bp for S. pictus 3, 953 bp for S. pictus 4 and 940 bp for S. treubii
1. The ITS marker used on all eight samples could not amplify DNA properly, so it
could not be processed to the sequencing stage.
DNA barcoding data analysis: homogy level match analysis showed
similarity between Scindapsus plant sequences with E. amplissimum sequences for
marker rbcL, M. deliciosa sequences for marker trnH-psbA, S. rupestris sequences
for marker matK. Base changes in each of the Scindapsu DNA sequences included
transition mutations and transversions. Phylogenetic analysis of the tested
Scindapsus species appeared to cluster in the same branch and distinguish with the
outgroup of the genus Scindapsus. | id |
dc.description.sponsorship | Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi | id |
dc.language.iso | id | id |
dc.publisher | IPB (Bogor Agricultural University) | id |
dc.title | Studi Morfologi, Pertumbuhan dan DNA Barcoding untuk Identifikasi Genus Scindapsus | id |
dc.title.alternative | Morphological, Growth and DNA Barcoding Studies for the Identification of the Genus Scindapsus | id |
dc.type | Thesis | id |
dc.subject.keyword | Jawa Barat | id |
dc.subject.keyword | Kalimantan Barat | id |
dc.subject.keyword | penanda daerah kloroplas | id |
dc.subject.keyword | penanda daerah inti sel | id |
dc.subject.keyword | setek | id |