Gambaran histopatologi organ sistem pencernaan ulat sutera(Bombyx mori L.) setelah perlakuan iradiasi sinar gamma(137 Cs)
View/ Open
Date
2005Author
Komara, Hendra
Estuningsih. Sri
Santoso, Koekoeh
Metadata
Show full item recordAbstract
Sinar Gamma merupakan salah satu bentuk material radioaktif yang memiliki toksisitas tinggi. Dibandingkan radiasi pengion lain seperti sinar alfa, sinar beta dan neutron, sinar gamma adalah yang paling berbahaya karena memiliki energi yang paling tinggi serta mempunyai daya tembus yang tinggi bahkan mampu menembus tubuh. Namun demikian sinar gamma memiliki peranan yang penting dalam menunjang kemajuan IPTEK terutama dalam bidang industri, bioteknologi pangan, kedokteran serta lembaga penelitian. Sinar gamma telah diketahui dapat menimbulkan kerusakan biologis terhadap tubuh yang terpapar. Berbagai riset dan studi tentang efek penyinaran (iradiasi) sinar gamma telah dilakukan, dan riset terbaru menyimpulkan bahwa iradiasi sinar gamma terhadap ulat sutera (Bombyx mori L.) dapat menyebabkan penurunan konsumsi pakan, penurunan daya cerna, penurunan bobot badan, pertumbuhan terhambat dan penurunan viabilitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histopatologis organ pencernaan ulat sutera dengan cara membandingkannya dengan keadaan normal. Sebanyak 17 kelompok ulat sutera dimana 1 kelompok bertindak sebagai kontrol dan 16 kelompok lainnya sebagai kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok dilakukan 5 kali pengulangan dimana tiap kelompok pengulangan tersebut terdiri dari 33 ekor ulat sutera. Total ulat sutera yang dipilih adalah sebanyak 17×5×33 ekor atau sebanyak 2805 ekor ulat sutera. 16 kelompok ulat sutera kelompok perlakuan kemudian diberikan irradiasi sinar gamma dengan irradiator IBL C437 dengan dosis bertingkat mulai dari 10 Gy, 20 Gy, 30 Gy,..., sampai dengan 160 Gy. Masing-masing dosis diberikan terhadap kelompok ulat sutera yang berbeda. Memasuki instar V ulat sutera yang sehat atau yang masih bertahan hidup dari kelompok perlakuan dosis 30 Gy, 60 Gy, 90 Gy, 120 Gy dan 150 Gy diambil sebanyak 1 ekor sebagai sampel untuk difiksasi menggunakan BNF 10%. Sampel ulat sutera yang telah difiksasi kemudian dibuat menjadi preparat histopatologis dengan pewarnaan HE. Pengamatan dilakukan secara kualitatif di bawah mikroskop cahaya. Bagian yang diamati adalah organ-organ saluran pencernaan yang terdiri dari usus depan, usus tengah dan usus belakang.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara kualitatif pada dosis rendah yaitu 30 Gy dan 60 Gy tidak banyak mengalami perubahan. Sedangkan pada dosis tinggi yaitu 90 Gy sampai 150 Gy menimbulkan perubahan yang nyata dibandingkan kelompok kontrol. Perubahan-perubahan tersebut antara lain lapisan kutikula yang melapisi epitel organ pencernaan menjadi lebih tipis dibandingkan kontrol, epitel organ pencernaan proliferasi dan selnya mengalami degenerasi, lapisan otot kurang berkembang, tubulus malpighi kurang berkembang serta mengalami degenerasi pada epitel duktal. Sedangkan lapisan luar kerangka tubuh mengalami penebalan pada beberapa bagian tertentu. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa iradiasi sinar gamma dengan kekuatan dosis ≥ 90 Gy dapat menyebabkan kelainan sel / jaringan yang diamati secara histopatologis.