Show simple item record

dc.contributor.advisorAmin, Ahmad Arif
dc.contributor.advisorRahayu, Sri
dc.contributor.authorRustandi, Mokhamad Ridwan
dc.date.accessioned2024-01-25T03:33:49Z
dc.date.available2024-01-25T03:33:49Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136108
dc.description.abstractDiantara kelompok fauna yang menghuni bumi ini maka kelompok serangga merupakan golongan yang paling banyak jumlahnya, yakni lebih kurang 75% dari semua binatang yang ada (Putra 1995). Nyamuk dari genus Aedes dirasakan sebagai pengganggu oleh manusia mulai dari gigitannya sampai dengan peranannya sebagai vektor berbagai penyakit berbahaya bagi manusia dan hewan. Menurut Cheng (1973) Aedes aegypti menjadi vektor penyakit Westem equine encephalitis, rabbit myxomatosis dan fowl pox pada hewan. Pada manusia menjadi vektor penyakit filariasis (kaki gajah), malaria, demam kuning (Yellow Fever), dan demam berdarah (Dengue Fever) (Ross 1982). Penyakit demam berdarah disebabkan oleh arbovirus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Arbo virus ini menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan pendarahan (Anonimous 2003). Pengendalian terhadap nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor demam berdarah banyak dilakukan, yaitu dengan cara menurunkan populasi nyamuk atau dengan memutuskan siklus hidupnya. Salah satu cara itu yaitu dengan menggunakan insektisida kimia sintetik. Akhir akhir ini disadari bahwa - penggunaan insektisida kimia sintetik ibarat pisau bermata dua. Dibalik manfaatnya yang besar dalam pengendalian nyamuk Aedes aegypti tersembunyi bahaya yang mengerikan. Bahaya yang dimaksud adalah pencemaran lingkungan dan keracunan. Tumbuhan Pitis (Hoya parasitica) merupakan tumbuhan yang berasal dari Asia Tenggara dan sekitarnya seperti Pakistan, Srilangka, India bagian selatan, Cina selatan, dan bagian tenggara Jepang. Indonesia bersama - sama dengan Malaysia, Philipina dan Papua Nugini diperkirakan mempunyai keanekaragaman jenis Hoya yang terbesar (Goyder 1990 dalam Rahayu 2001). Kandungan zat aktif dalam Hoya parasitica belum ada yang meneliti secara detail, namun oleh masyarakat banyak digunakan untuk menyembuhkan luka karena sengatan ikan yang berbahaya, gigitan serangga, luka karena terpontong benda tajam, dan kencing bernanah dengan memberi air seduhan dari daun Pitis (Hoya parasitica) yang bekerja menyejukan, lembut, dan memampatkan (Heyne 1987). Daun pitis juga mempunyai potensi sebagai insektisida nabati. Genus Hoya terbukti mengandung terpenoid, steroids, alkaloid dan saponin yang terdapat dalam batang dan daunnya (Ave 1990 dalam Zachos 1998). Penellitian dilaksanakan di laboratorium Entomologi Departemen Parasitologi dan Patologi, FKH - IPB pada bulan Januari 2004 sampai dengan bulan Juli 2004...dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcNyamukid
dc.subject.ddcEkstrak daun pitisid
dc.titlePengaruh ekstrak daun pitis(Hoya parasitica) terhadap perkembangan pradewasa nyamuk Aedes aegypti L.id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record