Studi kasus tentang gangguan reproduksi pada sapi perah di KUD Makmur, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Dati II Sukabumi Propinsi Jawa Barat
View/ Open
Date
1989Author
Pujiantoro, Teguh Budi
Djojosudarmo, Suharto
Noordin, Muchidin
Metadata
Show full item recordAbstract
Sejarah perkembangan sapi perah di Kecamatan Sukabumi telah dimulai sejak zaman Belanda. Pada tahun 1980 baru dilakukan introduksi sapi perah import yang berasal dari bantuan kredit Menteri Koperasi. Tahap I yaitu pada tanggal 13- Januari 1980 mendapat jatah 100 ekor, kemudian menyusul pada tanggal 27 Januari 1981 sebanyak 100 ekor, dan tahap III datang lagi 100 ekor pada tanggal 8 Oktober 1982. Melalui Program Pengembangan Usaha Sapi Perah (PUSP) dikirim 100 ekor lagi pada tanggal 31 Maret 1983. Perkembangan populasi sampai dengan bulan Januari 1989 tinggal 360 ekor yang dimi liki oleh 41 orang peternak. Perkawinan sapi perah seluruh- nya memanfaatkan teknologi inseminasi buatan.
Pengetahuan peternak tentang pengelolaan peternakan sapi perah diperoleh dari kursus kilat menjelang saat akan menerima paket kredit, dari tetangga atau teman yang telah lebih dahulu beternak. Akibat kurangnya pengetahuan ini berpengaruh terhadap sikap dalam mengelola peternakannya. Teta- pi KUD Makmur terus berupaya memperbaiki kondisi ini menuju kearah yang lebih baik.
Gangguan reproduksi yang sering timbul pada peternakan sapi perah di KUD Makmur Kecamatan Sukabumi adalah gangguan fungsional berupa Corpus Luteum Persisten (CLP), Hypofungsi Ovari dan Siste Ovari, serta komplikasi kelahiran yakni abortus dan Retensio Secundinae. Faktor predisposisi timbulnya gangguan reproduksi adalah kurangnya menjaga kebersihan pada ternak maupun perkandangannya, serta petugas saat eksplorasi rectal. melakukan
Angka Service per Conception (S/C) rata-rata 2,96 dimana angka ini masih diatas normal yaitu 1,6 2,0. Sedangkan Cunception Rate (CR) juga masih rendah yaitu 30 prosen, jika dibanding angka normalnya sebesar 60 prosen. Tingginya nilai S/C dan rendahnya CR ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kesuburan betina, kesuburan semen dan teknik inseminasi…dst