Perkembangan Babesia canis in vitro pada konsentrasi serum 10
dc.contributor.advisor | Astyawati, Tutuk | |
dc.contributor.advisor | Wulansari, Retno | |
dc.contributor.author | Rumekso, Ari | |
dc.date.accessioned | 2024-01-24T07:01:02Z | |
dc.date.available | 2024-01-24T07:01:02Z | |
dc.date.issued | 2005 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135917 | |
dc.description.abstract | Babesia canis penyebab Babesiosis pada anjing didapatkan dari sel darah merah anjing lokal yang terinfeksi secara alami yang telah di splenektomi. Parasit ini dapat dikembangbiakkan secara in vitro dalam media RPMI 1640 dengan konsentrasi serum 10% yang diikubasikan pada suhu 37°C dengan kadar CO2 5%. Peningkatan jumlah eritrosit berparasit terjadi setelah dilakukannya subkultur pertama, peningkatan optimal terjadi pada subkultur keempat dengan jumlah eritrosit berparasit mencapai 5.28±0.19%, akan tetapi jumlah parasit mengalami penurunan pada subkultur kelima hingga mencapai 1.56 ± 0.22%. Bentuk morfologi B. canis dalam media kultur mempunyai kesamaan dengan yang ditemukan pada darah perifer. | id |
dc.language.iso | id | id |
dc.publisher | IPB University | id |
dc.subject.ddc | Babesia canis | id |
dc.title | Perkembangan Babesia canis in vitro pada konsentrasi serum 10 | id |
dc.type | Undergraduate Thesis | id |