Pengaruh naungan dan jarak tanam terhadap Tanaman Soba di dataran tinggi Pasir Sarongge, Cianjur - Jawa Barat
Abstract
Soba merupakan tanaman pangan yang memiliki banyak manfaat antara lain sebagai pangan alternatif dan cocok untuk pertanian berkelanjutan di daerah tropis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh naungan dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan, intersepsi radiasi, efisiensi pemanfaatan radiasi dan akumulasi panas pada tanaman soba kultivar Harunoibuki. Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Agustus 2012. Penelitian berlokasi di Pasir Sarongge, Cianjur-Jawa Barat pada ketinggian 1150 mdpl. Penelitian ini menggunakan rancangan petak tersarang dengan dua faktor dan tiga kali ulangan. Perlakuan naungan; N0 (tanpa naungan) dan N1 (naungan paranet 55%) sebagai faktor utama, sedangkan jarak tanam; P1 (2.5 cm x 20 cm) dan P2 (10 cm x 20 cm) sebagai faktor kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naungan dan jarak tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat kering total. Perlakuan P1 mampu mengintersepsi radiasi 9 – 24% lebih banyak daripada P2, sedangkan N0 mampu mengintersepsi 3 –12% lebih banyak daripada N1. Efisiensi pemanfaatan radiasi pada perlakuan P1/N0, P2/N0, P1/N1, dan P2/N1 adalah 1.12, 1.22, 0.96, dan 1.19 g/MJ. Tanaman tanpa naungan membutuhkan akumulasi panas (sampai panen) 1126.4 C0 hari sedangkan tanaman ternaungi paranet 55% membutuhkan 1300.6 C0 hari. Penanaman soba di bawah kondisi naungan masih dapat dilakukan, tetapi komponen panennya menjadi lebih rendah dan batangnya lebih rentan rebah apabila terkena angin dan hujan.