Show simple item record

dc.contributor.advisorHandharyani, Ekowati
dc.contributor.advisorHandajani, Sri Utami
dc.contributor.authorAbadi, Tri
dc.date.accessioned2024-01-22T06:41:02Z
dc.date.available2024-01-22T06:41:02Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135490
dc.description.abstractKoksidiosis pada ayam adalah salah satu jenis penyakit parasiter yang berbahaya. Pada ayam sering disebut penyakit berak darah yang menimbulkan gangguan pada saluran pencernaan. Penyebab dari koksidiosis ini adalah protozoa dari genus Eimeria, antara lain Eimeria acervulina (E. acervulina), E. bruneti, E. hagani, E. maxima, E. mivati, E. mitis, E. nekatrix, E. Praecox dan E. Tenella, dimana E. tenella adalah spesies yang paling patogen. Spesies ini mempunyai siklus hidup yang lengkap didalam dan diluar tubuh induk semang. Siklus hidup ini lebih dikenal dengan tiga tahap, yaitu skizogoni (aseksual), gametogoni (seksual), sporogoni (sporulasi). Ayam yang terserang koksidiosis menunjukkan beberapa gejala, antara lain nafsu makan menurun, nafsu minum meningkat, sayap terkulai, lemah, lesu, berak darah (bila infeksi akut), dan kematian bila dibiarkan. Karena begitu berbahaya penyakit koksidiosis pada ayam maka perlu dilakukan tindakan pencegahan dengan menggunakan koksidiostat. Pemberian koksidiostat dalam waktu yang lama terutama preparat sulfa, akan menyebabkan beberapa galur coccidia yang resisten, serta adanya residu pada daging dan telur. Oleh karena itu perlu dicari koksidiostat alternatif yang aman dan relatif inurah, salah satunya dengan menggunakan saponin yang berasal dari tumbuhan. Saponin merupakan glikoksida kompleks yang mengandung gugus gula dan aglikon atau sapogenin, terbagi menjadi dua kelompok yaitu triterpenoid dan steroid. Saponin mempunyai sifat, antara lain rasa pahit, berbusa dalam air, beracun bagi binatang berdarah dingin, mempunyai sifat anti eksudat dan inflamatori, iritasi pada selaput lendir, baik dalam preparasi fotografi. Saponin telah banyak digunakan dalam pengobatan penyakit yang disebabkan oleh protozoa pada manusia, misalnya Giardia lamblia. Saponin juga merangsang sistem kekebalan serta menghasilkan sistem tanggap kebal non spesifik pada antigen sebagai adjuvant. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histopatologi organ hati, setelah penambahan saponin dengan dosis 75 ppm dan 150 ppm pada ayam yang diinfeksi Eimera tenella (E. tenella). Sebanyak 72 ekor ayam broiler strain cobb dibagi menjadi 8 kelompok perlakuan. Perlakuan dengan penambahan saponin kedalam pakan pada konsentrasi 75 ppm dan 150 ppm diberikan sejak ayan umur sehari (DOC). Maduramicin digunakan sebagai koksidiostat dengan dosis 6 ppm diberikan dengan cara yang sama dan digunakan sebagai pembanding (kontrol obat). Infeksi dilakukan setelah ayam berumur 14 hari, dilakukan secara peroral dengan dosis 1 x 10 cokista E. tenella bersporulasi. Kemudian ayam dinekropsi pada hari ke 4, 7, 14 pasca infeksi (PI) untuk dibuat preparat histopatologi dari organ hati. Pengamatan histopatologi dilakukan untuk mengetahui perubahan (degenerasi-nekrosa) pada hari ke 4, 7, 14, PI yang terjadi pada organ hati. Hasil pengamatan menunjukan bahwa, pemberian saponin maupun maduramicin menyebabkan perubahan degenerasi-nekrosa sel hepatosit yang lebih nyata dibandingkan kontrol (K+ dan K-), dan kerusakan terbesar pada kelompok S150- maupun S150+ serta mengalami peningkatan pada hari ke 7 dan kel 4 PI.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcHistopatologi hati ayamid
dc.titleGambaran histopatologi hati setelah penambahan saponin pada ayam broiler yang diinfeksi Eimeria tenellaid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record